HANCUR-HANCURAN zionis mempertahankan harga dirinya di dunia internasional. Opini ini ditulis oleh Edgar Hamas, Founder Gen Saladin yang dikutip dari telegram @gen.saladin.
Tulisan ini akan kami mulai dari berita Aljazeera, “Belgia menolak menjadi tuan rumah tim nasional Israel di stadionnya dalam EURO pada 6 September”, dan alasannya cukup logis untuk diterima kalangan internasional, “tidak diragukan lagi, ini (datangnya timnas Israel) akan menyebabkan demonstrasi besar-besaran.” (20/6).
Membaca itu, kita sudah bisa memahami bahwa kini dunia internasional sudah semakin sadar tentang apa yang terjadi di Palestina. Bukan konflik, tapi pembantaian.
Kini, zionis semakin “ancur-ancuran” mempertahankan harga dirinya di depan masyarakat dunia. Karena narasi yang bergulir di media telah menghancurkan segala opini palsu yang selama ini mereka andalkan.
Kini, bahasa mudahnya, apa yang dikatakan Israel, sudah tidak ada lagi yang percaya.
baca juga: War on Media: Menguliti Proyek Hasbara Penjajah Zionis Israel
Hancur-hancuran Zionis Pertahankan Harga Dirinya di Dunia Internasional
Jangankan dunia internasional, bahkan “ungkapan ‘negara penyakitan’ dikatakan sendiri oleh penduduk Israel sehari-hari”, tulis Dr Yaser Za’atreh pakar politik berkebangsaan Palestina.(18/6)
Kemarin pada pertemuan G7 (blok negara-negara demokrasi industri—Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris Raya), Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengatakan langsung dalam konferensi pers,
“tampaknya Israel telah jatuh ke dalam perangkap Hamas yang bertujuan untuk mengisolasinya, dan tampaknya Hamas berhasil.” (16/6)
Sebab kini justru yang muncul di permukaan, adalah dukungan besar-besaran bagi Palestina. Negara sekelas Belgia saja jadi berpikir panjang untuk jadi tuan rumah bagi timnas Israel.
Kami suka untuk mengutip kalimat Dr Yaser Za’atreh, “kebohongan-kebohongan selama beberapa dekade menguap, dan kini Palestina yang menguasai dunia.”
Inilah hasil nyata dari keteguhan yang diteladankan oleh teman-teman kita di garis depan perjuangan.
Jika engkau mengira bahwa dalam perjuangan ini kesungguhan dan ketabahan mereka adalah sia-sia, maka engkau salah.
Sebab kini kita, insyaallah, akan melihat sebuah era baru yang menjadi “topan” yang memorakporandakan musuh, dimulai dari citranya yang hilang.
Kemenangan narasi ini, selain membuka borok musuh, juga membuat penduduk mereka sendiri jadi tak nyaman menjadi warga negara Israel.
Jajak pendapat Institut Zionis untuk Studi Keamanan Nasional menunjukkan bahwa 15% penduduk negara ilegal tersebut mempertimbangkan keluar dari sana.
Ditambah lagi fakta bahwa dalam uraiannya sendiri, juru bicara penjajah berkata tentang penduduk Gaza,
“siapapun yang berpikir bahwa kami bisa memberantasnya (semangat perjuangan) dari hati masyarakat, maka mereka salah.” (19/6)
Nampaknya para pejuang memang benar-benar sudah paham tadabbur dari ayat Al Isra yang ketujuh, yakni firman Allah mengenai hancurnya Yahudi,
“Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu…”
Prof Abdul Fattah Al Awaisi mentadabburi ayat tersebut, “apa hal paling mulia yang menjadi simbol dari seseorang? Ya, wajah. Dan jika wajah telah suram, maka hilanglah semua pencitraannya.”
Beliau menggambarkan, bahwa satu hal utama yang menjadi jalan pembebasan Al Aqsha adalah: suramkan wajah musuh. Bongkar kebohongannya, dan menangkan narasi perjuangan, terus menerus![ind]
Referensi:
1. Aljazeera
2. TRT Arabi
3. Laman X Dr Yaser Za’atreh
4. Ahmed Mansour, Reporter Senior Aljazeera.