GAZA menghadapi kekeringan buatan manusia karena sistem airnya runtuh di tengah serangan Israel yang terus berlanjut terhadap daerah kantong Palestina yang terkepung.
“Anak-anak akan mulai meninggal kehausan. Hanya 40 persen fasilitas produksi air minum yang masih berfungsi,” kata juru bicara UNICEF James Elder kepada wartawan di Jenewa pada hari Jumat (20/6/2025).
“Kami jauh di bawah standar darurat dalam hal air minum bagi warga Gaza,” tambahnya.
UNICEF juga melaporkan peningkatan 50 persen jumlah anak berusia enam bulan hingga 5 tahun yang dirawat karena kekurangan gizi dari April hingga Mei di Gaza, dan setengah juta orang kelaparan.
Dikatakan bahwa sistem distribusi bantuan yang didukung AS yang dijalankan oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) justru memperburuk situasi.
Pada hari Jumat, setidaknya 25 orang yang menunggu truk bantuan atau mencari bantuan meninggal disebabkan tembakan Israel di selatan Netzarim di Gaza tengah, menurut otoritas kesehatan setempat.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Gaza Hadapi Kekeringan Buatan Manusia Karena Sistem Air Runtuh
Baca juga: Serangan Israel di Gaza Sebabkan Kerusakan Lingkungan
Pada hari Kamis, sedikitnya 51 orang meninggal akibat tembakan dan serangan militer Israel, termasuk 12 orang yang mencoba mendekati lokasi yang dioperasikan oleh GHF di Gaza tengah.
Elder, yang baru-baru ini berada di Gaza, mengatakan ia mempunyai banyak kesaksian dari para wanita dan anak-anak yang terluka saat mencoba menerima bantuan makanan, termasuk seorang anak laki-laki yang terluka oleh peluru tank dan kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Ia mengatakan kurangnya kejelasan publik mengenai kapan adanya lokasi-lokasi tersebut dan beberapa di antaranya berada di zona pertempuran.
“Ada beberapa kejadian di mana informasi dibagikan bahwa lokasi titik terbuka, tetapi kemudian dikomunikasikan di media sosial bahwa titik tersebut ditutup, tetapi informasi itu dibagikan ketika internet di Gaza sedang mati dan orang-orang tidak dapat mengaksesnya,” katanya.
Pada hari Jumat, sedikitnya 12 orang gugur dalam serangan udara di sebuah rumah milik keluarga Ayyash di Deir Al-Balah, sehingga jumlah korban meninggal hari itu menjadi 37.[Sdz]