ROJALI dan Rohana bukan nama seseorang. Melainkan sebuah istilah tentang pengunjung mal di tanah air.
Ada fenomena baru yang disematkan untuk para pengunjung mal di tanah air. Istilah itu Rojali dan Rohana. Apa sih artinya?
Rojali artinya rombongan jarang beli. Rohana artinya rombongan hanya nanya. Keduanya menunjukkan fenomena para pengunjung mal yang hampir tidak membeli. Ada juga yang berkamuflase dengan bertanya ke petugas, sales, satpam, tapi ujungnya sama: tidak membeli.
Dengan kata lain, tingkat kunjungan ke mal boleh saja dibilang meningkat. Tapi tingkat pemasukan pedagang tetap saja turun.
Keadaan Ekonomi
Fenomena Rojali dan Rohana adalah sisi lain dari keadaan ekonomi yang tidak baik-baik saja. Daya beli masyarakat kian tergerus. Sementara harga-harga barang selalu naik.
BPS mengabarkan bahwa jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,28 juta orang. Angka itu pada kisaran usia 15 hingga 24 tahun.
Itu hanya sebatas angka statistik. Boleh jadi, jumlah yang sebenarnya di lapangan jauh lebih besar lagi. Hal ini karena jumlah PHK terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Sebagai ilustrasi, ada sebuah toko di Garut yang membuka lowongan pekerjaan untuk 5 orang. Tapi yang melamar mencapai ribuan.
Kaya dan Miskin sama-sama Rojali dan Rohana
Jangan dikira kalau fenomena Rojali dan Rohana dilakukan oleh mereka yang kantongnya memang cekak alias miskin. Mereka datang ke mal hanya untuk ‘ngadem’ atau sekadar ‘olah raga’.
Ternyata, orang kaya pun tidak semudah seperti dulu dalam membelanjakan uangnya. Hal ini karena keadaan ekonomi lokal dan global masih suram.
Karena itu, mereka mengerem pengeluaran. Kalau orang miskin memang tidak mampu membeli. Sementara, orang kaya ‘wait and see’ alias ngerem dahulu.
Pengaruh Belanja Online
Ada sebab lain dari fenomena Rojali dan Rohana. Yaitu, derasnya pengaruh belanja online. Mereka meyakini bahwa belanja online itu lebih simple, lebih murah, dan lebih aman.
Namun, sebelum ke online, mereka mau lihat-lihat dulu ke offline, yaitu ke mal. Mereka ingin melihat, memegang, bahkan mungkin mencoba barangnya. Tapi belanjanya bukan di mal, tapi di online.
Ya, inilah keadaan yang cukup memprihatinkan di mal-mal tanah air. Jangan heran jika yang ke mal tetap banyak, tapi malnya banyak yang akhirnya tutup.
Ini karena adanya fenomena Rojali dan Rohana. Jangan-jangan, kita termasuk dari dua itu. [Mh]