ChanelMuslim.com – Uni Eropa dan Universitas Muhammadiyah Pontianak menyelenggarakan acara “European Union Ambassador Talk” Selasa, (6/7/2021). Acara ini mengangkat tema “Climate Change and Circular Economy”.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Vincent Piket menjadi pembicara dalam acara ini dan memaparkan terkait ekonomi sirkular di Uni Eropa.
Baca Juga: Limbah akan Meningkat Sebesar 70 Persen pada Tahun 2050
Menggunakan Energi Ramah Lingkungan
Piket mengatakan bahwa tujuan kita akan lebih efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya melalui perekonomian yang sirkular. Industri-industri Harus didukung dan diberikan subsidi. Bisa dengan memberikan pinjaman atau investasi.
“Kita harus melakukan ini semua untuk dapat mewujudkan energi lebih ramah lingkungan. Banyak kota di Eropa yang sudah menargetkan pengurangan mobil yang menggunakan bensin.
Mereka juga akan membatasi penggunaaan mobil berbahan bakar minyak,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pertanian menjadi sektor yang paling tidak ramah lingkungan karena menyumbang emisi sampai 45 persen.
Oleh sebab itu, kita bisa coba menggunakan pestisida yang ramah lingkungan, dapat terurai dengan alam, dan tidak membahayakan tanah.
“Kita harus lebih adil terhadap lingkungan, terhadap binatang dan segala keseluruhan makhluk hidup dengan menurunkan lahan yang beracun,” tambahnya.
Selain itu, dalam sektor kelautan. Kita masih menangkap ikan terlalu banyak, bukan hanya di sekitar negara, tetapi juga membeli ikan dari negara lain. Diperlukan kerja keras agar kita bisa mengurangi hal tersebut.
Baca Juga: Uni Eropa Gelar Talkshow Bertema Lingkungan
Pandangan Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak
Senada dengan Vincent Piket, Rektor Universitas Muhammadiyah Pontianak, Dr. Doddy Irawan, ST., M., Eng., menjelaskan dalam sambutannya bahwa kita semua harus mengambil langkah yang serius dalam mengatasi permasalahan iklim.
Perubahan iklim menimbulkan masalah lebih lanjut bagi negara-negara lain. Selain itu, akan berdampak terhadap air minum yang terbatas, ternak, bahkan ketersediaan bahan baku.
Oleh sebab itu, ekonomi sirkular bisa menjadi solusi untuk permasalahan ini yang didasarkan pada tidak adanya limbah atau sampah.
Selain itu, Doddy juga menyampaikan penyebab perubahan iklim lainnya yaitu kebakaran hutan yang terus terjadi setiap tahunnya. Biasanya terjadi sejak bulan Juli hingga Oktober saat musim kering.
“Masalah ini makin banyak terjadi belakangan ini dan merusak habitat alam. Kalimantan memiliki banyak orang utan yang besar. Masalah kebakaran di Indonesia juga telah menimbulkan banyak masalah bagi negara-negara sekitar,” jelasnya.
Kebakaran hutan ini juga memicu percepatan perubahan iklim. Oleh sebab itu, perlu juga menjadi fokus dalam mengatasinya guna mengatasi perubahan iklim.
Acara European Union Ambassador Talk bertujuan untuk membahas topik-topik mutakhir dan meningkatkan pemahaman tentang pandangan, kebijakan, serta prioritas Uni Eropa.
Rangkaian dialog ini akan terus berlangsung sepanjang tahun dengan melibatkan berbagai perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, kegiatan serupa telah berlangsung di Universitas Indonesia, Depok, dan untuk selanjutnya akan diadakan di berbagai universitas lainnya termasuk di Nusa Tenggara Timur, Aceh serta Sulawesi Utara. [Cms]