ChanelMuslim.com – Pasca Erupsi Gunung Agung Bali pada Senin (2/7), Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) Bali melaporkan langsung dari Bali bahwa gempa yang terjadi akibat erupsi tidak berdampak kerusakan.
“Gempa Selasa pagi tak menimbulkan kerusakan. Bahkan getaran di Kabupaten Karangasem sampai Denpasar tak begitu terasa,” ujar Nyoman Arif, Koordinator MRI Bali.
Tetapi Kondisi darurat erupsi Gunung Agung yang memuncak sejak Senin (2/7) malam kemarin, memicu kembali arus pengungsian di Kabupaten Karangasem. Relawan MRI – ACT Bali yang bertugas di Karangasem mengatakan, ribuan pengungsi tersebar di 16 titik pengungsian.
“Total seluruh pengungsi yang kami data sampai Selasa (3/7) berjumlah 2.617 jiwa di seluruh Kabupaten Karangasem. Pengungsian paling banyak berada di Kecamatan Rendang,” kata Deni, salah satu relawan MRI yang bertugas di Karangasem dikutip laman ACT.
Dari total 16 titik pengungsian, seluruhnya termasuk dalam lima kecamatan yang berbeda. Yakni, Kecamatan Selat, Kecamatan Abang, Kecamatan Kubu, Kecamatan Rendang, dan Kecamatan Bebandem.
“Relawan MRI-Bali bertugas menyebar melakukan mitigasi bencana erupsi Gunung Agung ke beberapa titik pengungsian. Mulai dari Posko Pengungsian di UPTD Pertanian Rendang. Kemudian dilanjutkan ke Desa Temukus dan terakhir menuju ke Pura Besakih,” tambah Deni, Selasa (3/7).
Sebelumnya dirilis oleh Kepala Pusat Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dua kali erupsi menandakan aktivitas vulkanis Gunung Agung masih tinggi.
“Letusan pertama terjadi Selasa (3/7) pada pukul 09.28 WITA, dengan tinggi kolom abu vulkanik sampai 2.000 meter dari puncak kawah. Kemudian letusan kedua, terjadi pukul 09.46 WITA dengan kolom abu setinggi 500 meter. Dua kali erupsi membawa abu vulkanik ke arah barat,” tulis Sutopo dalam akun Twitternya, Selasa (2/7).
Usai erupsi besar Senin malam, diikuti dua kali erupsi pada Selasa pagi, sekali lagi kesiapsiagaan bencana Pulau Dewata diuji.
Sekira sejam sebelum erupsi Selasa (3/7) pagi, sebuah gempa di sekitar wilayah selatan Bali terdeteksi seismograf Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Dari laman BMKG dikutip, gempa terjadi Selasa pukul 08.19 WITA, pusat gempa berada sekira 112 sebelah Barat Daya Denpasar, Bali.
Kedalaman gempa termasuk dangkal berada di titik 10 kilometer di bawah permukaan. Namun demikian, meski gempa dangkal, BMKG menegaskan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
Menjelaskan tentang gempa di Selatan Bali, Kepala Seksi Tanggap Darurat Pusat Pengendalian Operasi BPBD Bali Agus Pangkas mengatakan, Gempa Selasa pagi itu berada dalam skala getaran 3 MMI (Modified Mercalli Intensity). Dalam skala tersebut, gempa hanya merambat ke permukaan menimbulkan getaran kecil.
Gempa usai, kabar darurat lain datang dari lereng Gunung Agung. Masih terkait erupsi besar Senin (2/7) kemarin, lelehan magma encer dikabarkan menyebabkan kebakaran hutan di sekitar lereng Gunung Agung.
Dalam kajian ilmu kegunungapian, erupsi Gunung Agung Senin malam lalu termasuk dalam tipe erupsi strombolian. Erupsi tipe ini tidak memiliki jarak jangkauan yang jauh, hanya berada di sekitar kawah imbas tak ada tekanan gas yang terlalu besar.
Karena tak ada tekanan gas yang menekan material vulkanik di mulut kawah, erupsi Gunung Agung Senin lalu mengeluarkan magma dalam bentuk encer. Magma mencair keluar dari mulut kawah dan mengalir ke sepanjang lereng. Imbasnya, kebakaran hutan terjadi di beberapa bagian.