ChanelMuslim.com – Dukung kebangkitan ekonomi masyarakat Lombok, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui BAZNAS Microfinance meluncurkan program BAZNAS Microfinance Desa (BMD).
Anggota BAZNAS, drh. Emmy Hamidiyah, M.Si, mengungkapkan sejak Lombok diguncang gempa, BAZNAS terus mendorong kebangkitan Lombok.
“Sejak diguncang gempa 7.0 skala richter beberapa bulan lalu, BAZNAS terus mendorong dan mendukung kebangkitan ekonomi masyarakat Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB),” ujar anggota BAZNAS, drh. Emmy Hamidiyah, M.Si, usai meluncurkan program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) di Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat, Rabu (23/1/2019) dalam siaran persnya.
Dia menjelaskan, berbagai program telah dilaksanakan, mulai dari pembangunan hunian sementara (huntara), sekolah, tempat ibadah, pelayanan kesehatan, pasar darurat, dan beberapa program lain.
“Hingga sekarang ini, BAZNAS terus melanjutkan penguatan ekonomi masyarakat, baik melalui penguatan permodalan dan fasilitasi akses-akses ekonomi lainnya,” ucap Emmy.
Hadir dalam peluncuran BMD tersebut antara lain Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah; Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid S.Ag, M.Si; Kepala Dinas Perindag, Agus Gunawan; Ketua BAZNAS Provinsi NTB, Ilham Jihadi; Ketua BAZNAS Kabupaten Lombok Barat, TGH. Mukhlis Ibrahim; Kepala BAZNAS Microfinance, Noor Aziz, serta para mitra penerima manfaat BMD Gunung Sari.
Kepala BAZNAS Microfinance, Noor Aziz menyebutkan, pada dasarnya BMD Gunung Sari yang diluncurkan BAZNAS kali ini merupakan kelanjutan dari paket program pengembangan Pasar Darurat Gunung Sari yang telah memfasilitasi lebih dari 500 pedagang.
BMD Gunung Sari sendiri telah beroperasi sejak November 2018. Sudah lebih dari 200 pelaku usaha mikro yang telah dibiayai melalui BMD. BMD juga telah mengoperasikan program Santripreneur melalui kerjasama dengan Pesantren Nurul Hakim Kediri, Lombok Barat.
Noor memaparkan, BMD merupakan lembaga keuangan mikro nirlaba yang akan membantu membangkitkan pelaku usaha mikro dengan memberi dukungan permodalan. Skema yang digunakan adalah percampuran antara dana infaq dan zakat.
Dalam hal ini, dana infak merupakan dana yang digunakan untuk membiayai modal kerja dan bergulir, yaitu pembiayaan yang harus dikembalikan oleh mitra kepada BMD sesuai jumlah dana yang diterima.
Adapun dana zakat digunakan untuk membiayai modal investasi, yaitu pembiayaan modal untuk memperkuat sarana usaha (produksi dan distribusi) maupun aset yang merupakan hak mereka sebagai penerima zakat.
Karena itulah, lanjut Noor, BMD merupakan keuangan mikro non profit. Selain permodalan, BMD juga memfasilitasi peningkatan kapasitas melalui pelatihan-pelatihan juga layanan pengembangan usaha.
Dengan cara itulah, kehadiran BMD Gunung Sari ini diharapkan dapat meminimalisasi rente yang banyak menggerus dan bahkan menyumbat perkembangan usaha mikro. BMD Gunung Sari diharapkan menjadi alternatif keuangan mikro untuk mempercepat geliat para pelaku usaha mikro di wilayah Lombok Barat dan sekitarnya, sehingga mereka dapat tumbuh, berkembang serta memberkahi.
Bersamaan dengan peluncuran BMD, BAZNAS juga menggelar layanan kesehatan dan sunatan massal yang dilakukan di dua lokasi, yaitu di Desa Gumantar dan Gunung Sari.
Selamat. (Jwt/rilisBaznas)