SEBUAH truk mengalami rem blong di Tol Cipularang, Senin (11/11). Truk itu terguling dan menabrak 17 mobil di depannya. Sebanyak 30 orang jadi korban: 25 luka ringan, 4 luka berat, dan 1 meninggal dunia.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Seperti itulah suratan takdir yang akan dialami semua orang. Termasuk seorang gadis bernama Amanda Marisa (14 tahun).
Sasa, begitulah panggilan akrab untuk Amanda, baru saja pulang dari sekolah SMP di sekitar rumahnya di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Pada hari Jumat itu (8/11), Sasa akan diajak majikan ibunya ‘jalan-jalan’ ke Bandung. Ibunya sudah mengizinkan Sasa ikut. Sambil ‘jalan-jalan’ Sasa juga menemani putri majikan ibunya yang masih berusia 2 tahun. Keduanya memang sudah akrab.
Acara ‘jalan-jalan’ bersama majikan ibunya itu bukan kali yang pertama. Mungkin sudah yang ketiga kali. Jadi, baik Sasa maupun keluarga majikan ibunya sudah tidak saling sungkan lagi.
Pada Jumat itu, Sasa sempat menemui ayahnya yang juga juru parkir di sebuah gerai restoran tak jauh dari rumah mereka. Sasa minta dibelikan es krim ke ayahnya yang dijual di restoran itu.
“Jangan main jauh-jauh, nanti kamu mau diajak pergi!” ucap sang ayah mengingatkan Sasa. Sasa pun mengiyakan.
Setelah Tiga Hari di Bandung
Setelah tiga hari di Bandung, pada Ahad (10/11), keluarga majikan ibu Sasa mengabarkan ke kakak tertua Sasa. Mereka minta maaf tak bisa pulang hari Ahad seperti yang direncanakan. Mereka akan mengantar anggota keluarga yang tinggal di Bandung ke rumah sakit dulu pada Hari Senin pagi.
Kakak Sasa sebenarnya agak keberatan. Pasalnya, Sasa sudah izin ke sekolah tak bisa ikut upacara Hari Pahlawan pada hari Ahad itu. Bagaimana kalau izin lagi untuk tidak masuk sekolah pada Hari Seninnya.
Ia pun mengharapkan agar adiknya bisa pulang pada Ahad itu dengan menggunakan taksi online. Tapi majikannya keberatan karena setelah dicek biayanya lumayan mahal.
Apa boleh dikata, keluarga Sasa akhirnya setuju gadis yang biasa berjilbab itu pulang pada Hari Senin. Diperkirakan Sasa tiba di rumah pada Siang atau menjelang sore.
Tak Ada Kabar
Senin sore cuaca hujan deras di kawasan Jabodetabek, termasuk kawasan Bandung. Keluarga Sasa memperkirakan bahwa Sasa sudah tiba sore itu. Tapi, hingga menjelang Magrib belum ada kabar.
Kakak Sasa pun menanyakan ke majikan ibunya melalui WA. Tapi, pertanyaan itu hanya ‘contreng satu’ alias belum dibaca. Begitu pun ketika ditelepon, telepon tak diangkat. Keluarga itu mulai gelisah.
Lebih gelisah lagi ketika viral di medsos kalau ada kecelakaan beruntun di Tol Cipularang dari Bandung arah Jakarta. “Bukankah itu arah yang dilalui Sasa?” suara khawatir kakak Sasa tentang kabar musibah itu.
Sang kakak membaca nama-nama korban yang sudah tertera di berita. Puluhan orang mengalami luka dan satu meninggal dunia. Tapi, nama Sasa tidak tertera di situ. Yang ada, nama Salsabila.
Lagi-lagi ia melakukan kontak melalui telepon ke keluarga majikan ibunya. Tapi, yang dituju tak juga memberikan respon.
Baru pada jam 9 malam, kabar datang dari pihak rumah sakit. Dikabarkan bahwa ada korban meninggal dunia yang namanya Salsabila atau Salsa. Tapi, kabar itu masih belum jelas karena perbedaan nama itu.
Ketika rumah sakit mengirimkan foto korban, barulah jelas kalau korban yang meninggal dunia itu adalah Sasa.
Rupanya, keluarga majikan ibunya tidak mengetahui nama panjang Sasa. Mereka hanya tahu panggilannya yaitu Salsa, yang mereka kira Salsabila.
Duka yang Tersisa
Akhirnya, keluarga dari majikan ibunya Sasa mengabarkan keadaan yang mereka alami. Mereka ceritakan seperti apa saat-saat kecelakaan itu, termasuk posisi duduk Sasa di barisan tengah bersama putri majikan ibunya di mobil SUV warna silver.
Syukurnya, seluruh anggota keluarga itu selamat termasuk putri mereka yang berusia 2 tahun yang duduk bersama Sasa. Mereka mengalami luka yang tidak berat.
Mereka pun meminta maaf dan mengabarkan duka yang mendalam terhadap apa yang menimpa Sasa. Mereka mengabarkan bahwa jenazah Sasa akan tiba di rumah pada Subuh keesokan harinya.
Benar saja, pada jam 3.30 dinihari, mobil ambulan meraung-raung di sekitar rumah duka di Lenteng Agung. Mereka mengantarkan jenazah Sasa yang meninggal dunia dalam kecelakaan beruntun itu. Sasa dikabarkan mengalami luka dalam di bagian kepala.
Pada sekitar jam 11 hari Selasa itu, jenazah Sasa dishalatkan dan dimakamkan di TPU dekat rumah mereka. (*)
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Tak seorang pun yang mengetahui apa takdirnya esok hari. Semoga Allah subhanahu wata’ala menempatkan Sasa dalam keridhaan dan surga-Nya. [Mh]
*)seperti dituturkan keluarga almarhumah yang dilansir Tribunnews.com