AL-AQSA Awareness Week (AAW) resmi dibuka pada Senin (24/11/2025) dengan fokus menyoroti perburukan masalah Palestina pasca keluarnya Resolusi Dewan Keamanan PBB 2803.
Sesuai namanya, AAW akan digelar sepekan dengan rangkaian berbeda.
Di acara pembuka Senin lalu, acara digelar di Bale Aweuhan Universitas Padjadjaran dan dihadiri mahasiswa, akademisi, serta komunitas Baik Berisik (BB) Bandung dan Student Justice for Palestine (SJP).
Pada sesi pembuka ini, Dr. Maimon Herawati, direktur SMART 171 sekaligus dosen Jurnalistik Unpad yang lama meneliti masalah Palestina, menyoroti Resolusi DK PBB terbaru yang ia sebut sebagai struktur baru menjajah palestina, “Prinsip dari UN Charter article 12 mengatakan bahwa ada hak yang sama dan hak untuk hidup, menentukan pilihan kehidupan bagi semua bangsa. Sekarang, prinsip itu tidak ada pada palestina dan israel, karena board of peace ditentukan oleh Trump dan dibuat oleh negara-negara yang tidak melibatkan Palestina”.
Ia lanjut membahas artikel 2 dan 4 berisi poin larangan bagi anggotanya untuk menggunakan force alias kekuatan militer terhadap wilayah/negara lain.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Lihat, ini menunjukkan bahwa resolusi yang dibuat malah punya ISF (International stabilization force). ISF digunakan untuk melucuti senjata dari perjuang kemerdekaan. Artinya? Sudah resolusi ini sudah melanggar UN Charter articel 2 dan 4.”
Farah Qoonita, penulis sekaligus aktivis yang telah lama berkecimpung dalam isu Palestina, mengajak peserta seminar untuk ikut berisik di media sosial, menjaga agar isu Palestina tidak tenggelam, “Ketika kita bersuara, yang akan mengeraskan suara kita, yang akan memanjangkan suara kita, adalah kapasitas kita sendiri. Jadi ketika teteh yg ngomong dengan Bu Maimon yang ngomong, itu beda. Ketika kita yang ngomong, sama rektor yang ngomong, penjabat, atau influncer yang punya jutaan followers, pasti berbeda. Maka, bertekadlah, berjuanglah. Niatkan untuk mengeraskan suara kita dalam membela palestina.”
DK PBB Sahkan Resolusi 2803, Unpad Buka Edukasi Publik Al-Aqsa Awareness Week
Dr. Maimon menekankan bahwa edukasi menjadi senjata paling mendesak di tengah memburuknya situasi geopolitik global.
Ia mengambil warga Italia sebagai contoh. Mereka punya banyak woke people karena pengetahuan mereka sudah bagus.
“Kita, kalau mau sampai ke sana, harus mulai dengan belajar,” ujar Maimon. “Menghadiri AAW, menyelenggarakan AAW, ini bagian dari langkah awal. Tidak apa-apa kalau kita tertatih, kalah cepat dibanding anak-anak kecil Berlin yang berani bergerak. Asal kita tahu arahnya, nanti kita bisa berada di barisan terdepan.”
Dibuka dengan bincang kepalestinaan “Palestine Cease, Israel Fire” pada Senin, AAW akan berlangsung sepanjang sepekan.
Selasa akan ada bedah buku Thufanul Aqsha dengan pemateri dari SJP Unpad, Muhammad Hilmi Arkan.
Hari Budaya pada Rabu dengan agenda masak dan makan bersama kuliner Palestina dan pameran Tatreez, anyaman khas Palestina.
Bedah film pada Kamis. Jumat akan mengadakan live painting berkolaborasi dengan street art dakwah dan pertunjukan pantomime kolaborasi dengan Raws Syndicate.
Baca juga: 2 Tahun Badai Al-Aqsa, Asma Nadia: Kita Tidak Boleh Terbiasa dengan Pembantaian Ini
Di akhir pekan, tepatnya pada Sabtu nanti, akan dilaksanakan Global Insight Forum Bersama Profesor Sami Al-Arian, akademisi yang dideportasi Amerika karena vocal membahas Palestina.
Lalu ditutup dengan Run For Liberation (RFL) aksi lari Bersama pemuda-pemudi untuk tunjukkan solidaritas Palestina pada Minggu, 30 November nanti.
“Semua ini dilakukan tujuannya satu, menautkan hati orang-orang ke Al-Aqsha. Dari setiap rangkaian yang diikuti para peserta seperti mengupas bawang, semakin dalam semakin dalam dan semakin dalam. Seperti yang disampaikan pembicara tadi, orang Palestina itu gantiin kita jaga Al-Aqsha, maka sejatinya kita ini berhutang, gak boleh tenang siang malam.” Ujar Noor Fatimah Albirkah, Ketua Panitia AAW 2025.[Sdz]





