ChanelMuslim.com – Para pelajar asal Gambia dan Afghanistan merasa kesal dan merasa aneh karena visa mereka ditolak tanpa penjelasan sehingga mereka tidak dapat mengikuti kontes robotika global di Washington akhir bulan ini.
Berita ini muncul dalam hitungan hari setelah sebuah tim beranggotakan gadis-gadis Afghanistan yang visanya ditolak oleh Kedubes AS di Kabul. Baik tim Gambia maupun Afghanistan tidak dapat mendapat penjelasan mengapa visa mereka ditolak.
“Sangat mengecewakan, mengetahui kami adalah dua negara yang tidak dapat ikut serta dalam kompetisi,” ujar seorang pelajar Gambia, Fatoumata Ceesay.
Sebaliknya dua tim tersebut akan ikut kompetisi lewat Skype. Namun koneksi lewat video tidak dapat menggantikan usaha dari para remaja tersebut yang bekerja selama berbulan-bulan untuk menyempurnakan proyek-proyek tersebut dan memimpikan sensasi berkunjung ke Washington.
“Melihat robot-robot lain dan kesempatan untuk bertanya dan bertukar gagasan dengan para kontestan lain akan menjadi pengalaman tersendiri. Ada lebih dari 160 negara yang ikut serta, sehingga kami memiliki kesempatan untuk bersosialisai,” ujar Ceesay.
Para pelajar dari Gambia dan Afghanistan merasa bingung karena tim dari Iran dan Sudan, dan sebuah kelompok yang terdiri dari pengungsi Suriah mendapatkan visa. Seluruh negara dengan mayoritas penduduk Muslim termasuk negara-negara yang berada dalam daftar larangan perjalanan Presiden Donald Trump. Afghanistan dan Gambia bukan termasuk dalam negara-negara itu.
Lida Azizi, seorang siswi berusia 17 tahun asal Herat, menyebut penolakan visa sebagai “penghinaan terang-terangan terhadap rakyat Afghanistan.”
Kedutaan-kedutaan besar AS baik di Afghanistan maupun Gambia serta Departemen Luar Negeri AS menyatakan mereka tidak bersedia membahas masalah permohonan visa.[ah/voa]