?
ChanelMuslim.com – Berita hoax terus beredar, bahkan sudah sampai meresahkan masyarakat dan memakan korban. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Niken Widiastuti mengatakan, hoax sudah mengaduk emosi sehingga masyarakat menjadi cemas.
“Mari semua pihak bergandeng tangan, jihad melawan hoax,” ajak Niken dalam acara Temu Konsultasi Pengelola Media yang digelar Direktorat Penerangan Agama Islam, Ditjen Bimas Islam Kemenag di Jakarta, Kamis (13/4) seperti dilansir kemenag.go.id.
Niken mencontohkan dampak buruk hoax yang terjadi di salah satu daerah. Berawal dari peristiwa orang meninggal karena kecelakaan tunggal. Namun, isu hoax yang berkembang di medsos, korban meninggal karena dibunuh oknum dari desa tetangga.
“Tanpa ada konfirmasi atau tabayun, terjadilah kerusuhan yang berakibat 142 rumah hancur karena diserang warga,” Niken mencontohkan.
Menurutnya, ada pola komunikasi khusus dalam penyebaran hoax, yaitu model 10:90. Artinya, saat 10 persen orang memproduksi hoax, 90 persen sisanya tanpa disuruh ikut menyebarkannya.
“Orang ingin cepat-cepat. Memanipulasi berita, foto seolah-olah baru. Memproduksi kecemasan dengan berbagai cara,” ujarnya.
Mantan Direktur Utama Radio Republik Indonesia ini menegaskan pentingnya saring sebelum sharing informasi.
“Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan fact checking, klarifikasi atau tabayun,” ucapnya di depan Perwakilan media TV, Cetak, Online, dan organisasi masyarakat.
Menurut Niken saat ini semakin banyak konten-konten negatif. Seperti ujaran kebencian, mencuci otak sebagian masyarakat, kekerasan, pornografi, sinis, perang ideologi negara, konsumerisme,pesimis, dan narsis.
“Kemkominfo telah memblokir sekitar 775 ribu website terkait pornografi, sara, penipuan, radikalisme, dan lainnya,” jelasnya.
Untuk itu, Niken mengajak semua pihak untuk memerangi hoax, baik eksekutif, legislatif, tokoh agama, generasi muda. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak literasi media melawan hoax.
“Anak-anak muda perlu didorong terus untuk memproduksi konten positif, sepertin membentuk opini optimistis, penyebaran informasi, klarifikasi isu, dan memupuk nasionalisme bangsa,” tutupnya. (jwt/kemenag)