Melarikan diri dari penganiayaan warga Buddha di rumah mereka sendiri, Muslim Rohingya, yang tersisa terdampar selama seminggu di Laut Andaman tanpa makanan atau air. Bahkan saking menderitanya mereka terpaksa minum air kencing mereka sendiri untuk bertahan hidup.
“Kami memohon kepada semua orang untuk memberikan bantuan makanan dan air,” dilaporkan wartawan BBC Jonathan Head dari samping kapal di lepas pantai selatan Thailand.
“Ada banyak wanita dan anak-anak di kapal. Ini adalah kapal nelayan sangat tua dan penuh sesak dengan orang.
“Kita bisa melihat sebenarnya ada orang yang minum air kencing mereka sendiri dari botol. Kami sudah melemparkan mereka botol air.”
Membawa 350 orang dari minoritas Muslim Rohingya, kapal nelayan terseut ditolak masuk ke wilayah Thailand.
Diperkirakan 6.000 pengungsi Muslim Rohingya ditolak masuk ke negara-negara lain di Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Malaysia.
Para migran, termasuk 50 perempuan dan 84 anak-anak, mengatakan mereka telah di laut selama tiga bulan.
Reporter BBC mengatakan bahwa selimut diikat dalam upaya untuk memberikan perlindungan dari panas matahari.
Teriakan “Tolong bantu kami! Saya tidak memiliki air! “Tolong beri saya air!” teriak para pengungsi tersebut ketika wartawan mendekati kapal mereka.
Dijelaskan oleh PBB bahwa Muslim Rohingya merupakan salah satu minoritas yang paling teraniaya di dunia karena harus mengalami diskriminasi di tanah air mereka.
Mereka telah ditolak hak-hak kewarganegaraan sejak amandemen undang-undang kewarganegaraan pada tahun 1982 dan diperlakukan sebagai imigran ilegal di rumah mereka sendiri.
Pemerintah Myanmar, serta mayoritas warga Budha, menolak untuk mengakui istilah “Rohingya”, dan lebih memilih menyebut mereka “Bengali”.
Kelompok-kelompok HAM menuduh pasukan keamanan Myanmar membunuh, memperkosa dan menangkap Muslim Rohingya menyusul kekerasan sektarian pada tahun lalu.[af/bbc]