ARAB Saudi akhirnya membekukan rencana normalisasi hubungan diplomatik antara negaranya dengan Israel. Pembekuan ini dilakukan hingga waktu yang belum ditentukan.
Pasca meletusnya perang Israel dan Hamas Palestina, Arab Saudi akhirnya membekukan rencana normalisasi hubungan diplomatik negaranya dengan Israel.
Dikabarkan, Pangeran Mohammad bin Salman menerima sambungan telepon Presiden Iran, Ebrahim Raisi. Pembicaraan keduanya mengenai pencegahan agar perang tidak meluas ke wilayah Arab lainnya.
Selain itu, pihak Saudi pun menegaskan untuk membekukan rencana normalisasi diplomatik dengan Israel. Hal itu dibutuhkan untuk keadaan kondusif di wilayah Timur Tengah yang saat ini sedang bergolak.
Sementara di pihak lain, Amerika menekan pihak Saudi untuk meneruskan kembali rencana normalisasi yang hampir tercapai. Selain tentang normalisasi, Amerika juga meminta Saudi untuk mengutuk serangan Hamas ke wilayah Israel.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan mengatakan bahwa rencana normalisasi tidak ditunda. Tapi, untuk sementara sedang fokus terhadap tantangan-tantangan lainnya.
Namun, tuntutan AS itu ditolak pihak Arab Saudi. Melalui Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, Arab Saudi menegaskan pembekuan rencana normaliasasi itu.
Seorang pengamat di Arab Saudi, Aziz Al-Ghashian, menjelaskan bahwa upaya normalisasi Arab Saudi dengan Israel merupakan hal yang tabu di dunia Arab.
“Dan meletusnya perang Israel Hamas semakin menguatkan hal itu,” ungkap Al-Ghashian kepada Reuters.
Perang antara Israel dan Hamas menewaskan banyak korban. Di pihak Israel, sebanyak 1.300 warga Israel yang 90 persennya militer tewas melalui serangan mendadak Hamas.
Sementar di pihak Hamas, setidaknya 1.500 warga Gaza yang 90 persennya sipil termasuk wanita dan anak-anak tewas melalui serangan balasan Israel sepanjang enam hari.
Bukan itu saja. Israel pun menegaskan untuk memblokade Gaza dari dunia luar. Termasuk menutup pasokan makanan, air, listrik, obat-obatan, gas dan BBM. [Mh]