Oleh: Ricky Adrinaldi (anggota komunitas One Day One Juz)
ChanelMuslim.com–Katanya yang hadir di Reuni 212 2018 10 juta jamaah? Masa sih? Gimana ngitungnya? Mau ngitung santai atau yang agak serius dikit tapi pakai logika?
Kalau hitung santai..ambil perbandingan Aksi 212 2016 yang hadir 7 Juta..itu saja hari Jumat dan sebagian ada yang masih kerja. Nah, Reuni 212 hari Ahad hari libur jadi makin membludak naik 40% yang hadir dengan total 10 Juta. Mudah kan.
Kalau ngitung serius dikit pakai logika mari kita ambil sample tingkat kepadatan di mesjid Istiqlal kalau lagi ramai kajian.
Menurut Wikipedia, luas Istiqlal 10 Ha dengan kapasitas 200.000 jamaah. Artinya per 1Ha (10.000m2) bisa menampung 20.000 jamaah. Bener kan.
Lalu sample ini kita bawa ke area kepadatan selama Reuni kemaren.
Misalnya kawasan Monas. Mempunyai luas 80 Ha (80.000m2). Kalau 40% ditanami pohon dan taman yang tidak boleh dilewati maka ada 48 Ha dikali 20.000 org/Ha maka memuat jamaah lebih kurang 1 Juta orang.
Lalu kita ambil contoh ruas jalan Medan Merdeka dengan lebar 60m dan panjang 1km (1000m) maka luasnya 60.000m2. Ini artinya bisa menampung 120.000 jamaah/km.
Kalau ditotal panjang ruas jalan mulai dari Monas sebagai titik pusat ke arah Harmoni, arah ke Istiqlal, arah ke Kwitang bahkan melewati Salemba, arah ke Thamrin bahkan sampai ke Sudirman dan Plaza Semanggi dengan total kurang lebih 70 Km maka bisa memuat 8,4 Juta jamaah.
Termasuk titik kumpul masa yang mandeg di Stasiun Gondangdia dan titik lainnya yang tidak bisa bergerak ada kurang lebih 1 Juta jamaah.
Total kurang lebih 10 Juta jamaah. Allahu Akbar.
Trus..kok judulnya 5 Triliun? Angkanya dari mana? Apa benar transaksi Reuni 212 sampai angka segitu untuk para pengusaha dan UKM di Jakarta?
Yuk, kita hitung lagi dengan logika manusia yang sederhana.
Kalau 10 juta manusia dapat konsumsi senilai Rp20.000 baik dari posko konsumsi panitia atau mungkin ada yang beli dan dua kali makan ketika malam dan pagi hari maka diperoleh nilai 500 Miliar nilai transaksi plus snack dan makanan ringan.
Kalau 30% jamaah dari luar kota maka ada kurang lebih 3 Juta orang yang bepergian dengan kereta dan pesawat. Jika tiket PP kereta Rp500.000 maka nilai transaksi 1.5 Triliun. Angka 3 Juta bisa diperoleh dari 30 kota di pulau Jawa x 1000 penumpang/keberangkatan x 10 hari PP x 10 jadwal/hari. MasyaAllah.
Yang naik pesawat kurang lebih 10% dari 3 Juta orang 300.000 orang. Tiket PP mulai dari Rp1.500.000 maka nilai transaksi airlines Rp450 Miliar. Bisa jadi, saat Reuni 212 adalah momen tersibuk bagi maskapai pesawat.
Begitu juga dengan KRL. Pada saat hari H kereta bisa menampung 1 Juta org/keberangkatan x 60 kali jalan/hari dengan tiket Rp5000 perak kali 2 hari maka nilai transaksi 600 Miliar.
Yang naik bus ke Monas dengan tiket mulai dari Rp100.000 dan kurang lebih 3 Juta orang maka nilai transaksi 300 Miliar.
Belum lagi penginapan/hotel yang full booked sehari sebelum hari H. 3 Juta orang menginap mulai dari Rp500.000/malam maka nilai transaksi 1.5 Triliun.
Total dijumlah 4.85 Triliun. Kalau digenapkan 150 Miliar lagi transaksi yang dari luar kota jajan dan jalan-jalan sekitar Jakarta beli oleh-oleh. 5 TRILIUN UNTUK 1 HARI ACARA AKBAR. MasyaAllah.
Ini menyaingi acara Jakarta Fair 2018 yang diadakan sebulan penuh dengan total pengunjung 6.7 Juta dan nilai transaksi 7 Triliun.
Begitulah hebatnya Reuni 212 menyumbang untuk perekonomian umat. Bahkan yang mendapatkan rezekinya tidak hanya UKM namun juga pengusaha-pengusaha besar di Jakarta.
Lalu alasan apalagi bagi kalian yang tidak suka Reuni 212 terselenggara?
Politis? Setahu saya tidak ada tuh yang kampanye atau bawa bendera partai kemarin.
Semoga Reuni 212 akan membawa Indonesia pada kehidupan yang lebih baik setelah terbukti banyak memberi kemanfaatan untuk umat. Dan dari 5 Triliun tersebut tidak ada 1 Rupiah pun yang dikorupsi. Begitulah indahnya Islam dan cintanya mereka pada Alquran.[ind]