ChanelMuslim.com – Penghafal Quran dan juga munsyid asal Gaza, Palestina, Baraa Masoud berbagi cerita mengenai budaya menghafal Quran di Palestina. Dalam acara Senandung Akbar, Konser Solidaritas untuk Palestina, Ahad (20/9/2020) yang diadakan secara virtual, Bara menceritakan kisahnya.
“Saya sudah menghafal quran itu sejak kecil. Saat berumur 10 tahun, orang tua saya melihat ada potensi suara yang bagus dan merdu pada diri saya. Tentu orang yang pertama kali menyemangati saya untuk menghafal quran itu adalah kedua orang tua, jadi ketika sudah terlihat bahwa suara saya bagus akhirnya saya semakin termotivasi untuk terus menghafal qur’an,” papar Baraa Masoud.
Baraa kemudian lebih memperhatikan kembali untuk belajar quran. Aa belajar tentang qiraat, kemudian belajar tentang hukum tajwid.
“Karena belajar tentang hukum tajwid itu poin penting bagi seorang penghafal quran dan membaca Alquran sebagaimana diturunkan kepada Nabi Muhammad saw itu diharuskan kepada orang yang mempelajari Alquran,” tambahnya.
Dari keberkahan belajar Alquran, Allah kemudian memberi anugerah untuk bisa terus mengembangkan nasyidnya, sampai kemudian ia ke Indonesia menyampaikan ilmunya.
Baraa juga bercerita tentang kondisi Palestina saat ini.
“Beberapa bulan sebelum terjadinya Covid-19 itu, alhamdulillah Palestina dalam keadaan lebih kondusif, tapi begitu Covid-19 melanda, banyak sektor yang kemudian membuat kondisi Palestina hari ini tidak kondusif, terutama di beberapa bagian kota Gaza,” papar Bara.
Kemudian Baraa menyampaikan perihal bagaimana budaya menghafal quran di Palestina. Di kota Gaza, banyak tersebar tempat-tempat menghafal quran.
“Pusat menghafal quran di Palestina itu khususnya di kota Gaza cukup banyak, dan memang belajar quran di sana itu sudah menjadi sebuah budaya yang rutin. Apalagi jika anak-anak mereka memiliki suara yang bagus, semuanya akan ditekankan untuk membelajari Alquran karena Allah swt, jadi niatnya semata semua karena Allah,” cerita Baraa.
Dengan kondisi demikian, anak-anak Palestina terbiasa dekat dengan Alquran.
“Jadi proses menghafal quran di sana itu menjadi suatu hal yang penting bahkan mereka itu membuat dauroh-dauroh atau camp-camp quran yang kemudian diikuti oleh seluruh anak-anak Palestina, terutama yang berada di kota Gaza,” tambah Baraa Masoud.
Meskipun dalam keadaan mencekam, para orang tua di Gaza selalu mengajarkan anak-anaknya untuk bersama Alquran sepanjang waktu.
“Ketika anak-anak pulang ke rumah orang tuanya mengharuskan mereka untuk terus belajar quran, bahkan orangtuanya mendudukkan anak anaknya untuk menghafal quran atau membaca Alquran. Karena mau tidak mau, yang namanya Alquran itu adalah sesuatu yang harus dipelajari, jadi penekanan orang tua terhadap anak-anaknya adalah harus belajar quran, baik itu di masa sedang terjadi perang atau tidak terjadi perang akan tetap dibuat halaqoh di rumahnya untuk para org tua ini mengajarkan anak anak mereka,” katanya.
Bara meyakini firman Allah swt tentang quran, “inna hadzal qurana yahdillillati hiya aqwam”, sesungguhnya alquran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang paling benar. Alquran adalah cara yang paling benar, cara yang paling baik, untuk mencapai sebuah kebahagiaan.
Sebagai penutup, Baraa berharap Palestina segera merdeka.
“Palestina merdeka, ini bukan keinginan orang Palestina saja, tapi kita semua. Mudah-mudahan hari ini yang mengikuti live online, semua bisa bertemu kembali di Palestina secara offline dan tentu kita akan sholat di sana bersama sama dan kita berdoa kepada Allah untuk kebebasan Palestina,” ungkap Baraa Masoud.
Senandung Akbar, Konser Solidaritas untuk Palestina diselenggarakan oleh Rumah Quran Violet (RQV Indonesia) bekerja sama dengan Hijabersmom Community dan didukung oleh ChanelMuslim.com.[ind/Syifa]