ChanelMuslim.com- Melalui channel YouTube-nya, Syekh Ali Jaber menceritakan kisahnya bertemu penusuknya, Alpin Adrian, dalam mimpi. Dalam mimpi itu Syekh menanyakan kepada Alpin, bagaimana keadaanmu sekarang?
Syekh Ali Jaber ternyata memiliki kesan tersendiri terhadap pelaku penusukan dirinya. Kesan itu adalah rasa kasihan dan prihatin terhadap pelaku karena luka yang dialami seusai melancarkan aksinya. Dan hal itulah, yang akhirnya membawanya kedalam perjumpaan dengan pelaku dalam mimpi.
Dai kelahiran Madinah 44 tahun ini menceritakan, sepulangnya dari dakwah di Malang, ia bermimpi bertemu dengan Alpin Adrian.
“Di malam itu ketika saya pulang, saya sempat mimpi. Mimpi bertemu dengan pelaku penusukan, Alpin Adrian. Kemudian saya mengucapkan seperti yang diucapkan Rasulullah saw. ‘Maa hamalaka ‘ala hadza?’ Apa yang mendorongmu untuk melakukan hal itu?” ungkap Ali Jaber.
Kemudian, masih diceritakan Syekh Ali Jaber, kamu gimana. Kamu nggak papa kan? Tanyanya kepada Alpin.
Pertanyaan ini terlontar karena Syekh Jaber masih membayangkan bagaimana luka serius yang dialami Alpin. Meskipun, beliau menganggap wajar kemarahan jamaah karena dilakukan secara spontan sebagai respon dari aksi penusukan itu.
Dalam aksi penusukan itu, justru Syekh Jaber mengkhawatirkan keadaan si pelaku. “Ananda AA, kamu nggak papa ya? Kamu baik-baik aja kan! Gimana luka-lukamu?” ucap Syekh Ali Jaber melanjutkan pengalaman mimpinya.
Syekh Ali Jaber melanjutkan, “Mudah-mudahan kamu baik, sehat.” Syekh pun menceritakan kepada Alpin bahwa dirinya sudah ikhlas apa yang dialami. “Qadarullah! (Ini takdir Allah, red)” ucap Syekh Jaber.
Namun memang, masih menurut Syekh, maksud kata ikhlas adalah terhadap takdir. Bukan berarti proses hukum berhenti. Karena apa yang dilakukan Alpin bukan sekadar terhadap Ali Jaber, tapi terhadap Indonesia. Dan ada konsekuensi hukum terhadap kasus itu.
Sayangnya, Syekh Ali tidak menceritakan lebih lanjut tentang jawaban Alpin terhadap pertanyaan dan ungkapan keprihatinannya tersebut.
Syekh Jaber juga menegaskan bahwa dirinya akan tetap terus berdakwah. Menurutnya, rasa takut tetap ada karena itu manusiawi. Tapi, tidak membuatnya surut melakukan dakwah. (Mh)