BANJIR bandang di Brazil telah menewaskan sedikitnya 75 orang selama tujuh hari terakhir dan 103 orang dilaporkan hilang.
Dikutip dari Aljazeera.com, kerusakan akibat hujan juga memaksa lebih dari 88.000 orang mengungsi dan sekitar 16.000 orang mengungsi di sekolah, gymnasium dan tempat penampungan sementara lainnya.
Banjir Bandang di Brazil Menelan Korban Sebanyak 75 Orang
Bencana ini meninggalkan dampak kehancuran, termasuk tanah longsor, jalan rusak dan jembatan runtuh di seluruh negara bagian.
Lebih dari 800.000 orang tidak memiliki pasokan air, menurut pertahanan sipil yang mengutip angka dari perusahaan air.
Presiden Brazil mengunjungi Rio Grande do Sul untuk kedua kalinya pada hari Minggu (5/5/2024) dan didampingi oleh Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan dan Menteri Lingkungan Hidup.
Sungai Guaiba mencapai rekor ketinggian 5,33 meter pada Minggu pagi yang melampui tingkat pada banjir bersejarah tahun 1941 ketika ketinggian sungai mencapai 4,76 meter.
Hujan deras dimulai pada hari Senin dan diperkirakan berlangsung hingga Minggu.
Di beberapa daerah, seperti lembah, lereng gunung dan kota memiliki curah hujan lebih dari 300 mm turun dalam waktu kurang dari seminggu.
Hujan lebat itu merupakan bencana lingkungan keempat yang terjadi di negara bagian tersebut dalam satu tahun, menyusul banjir pada bulan Juli, September dan November 2023 yang menewaskan 75 orang.
Cuaca di seluruh Amerika Selatan dipengaruhi oleh fenomena iklim El Nino, suatu peristiwa alami yang terjadi secara berkala dan menghangatkan permukaan air di wilayah Pasifik Khatulistiwa.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Di Brazil, El Nino secara historis menyebabkan kekeringan di wilayah utara dan curah hujan tinggi di wilayah Selatan.
Tahun ini, dampak El Nino sangat dramatis dengan terjadinya kekeringan bersejarah di Amazon. Para ilmuwan mengatakan cuaca ekstrem lebih sering terjadi akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. [Din]