ChanelMuslim.com – Baru-baru ini , Endang Irawan atau dikenal dengan “Bang Soplo” seorang Driver Ojek Online tengah menjadi perbincangan karena membiayai 126 santri Pondok Pesantren Nurul Iman. Bahkan Kementerian Agama juga mengapresiasi jerih payah Endang yang ikut membantu biayai Ponpes Nurul Iman terletak di Desa Sukaharja, Ciomas, Kab. Bogor.
Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin mengungkapkan apresiasi terhadap partisipasi masyarakat membiayai pendidikan Islam.
“Kami sangat mengapresiasi partisipasi masyarakat terkait pendidikan Islam yang ada di Indonesia. Walaupun ada program bantuan untuk pondok pesantren, seperti beasiswa tahfizh, bantuan asrama dan bantuan ruang kelas, tetapi karena pesantren di Indonesia sangat banyak, lebih kurang 38ribu pondok, kami tidak bisa membantu pendanaan sepenuhnya. Beruntung jika banyak yang peduli seperti pak Endang ini,” ujar Kamaruddin saat berbincang di Metro TV, Senin (8/1) dilansir laman kemenag.go.id.
Salah satu program unggulan Kementerian Agama, lanjut Kamaruddin adalah beasiswa tahfizh bagi 10 ribu anak Indonesia yang ingin menjadi penghafal Alquran.
“Program ini untuk jangka waktu 5 tahun. Jadi setiap tahunnya, kita berikan kepada dua ribu santri,” sambungnya.
Jika Ponpes Nurul Iman memenuhi syarat dan kriteria, terutama masalah legalitas, Kamaruddin menegaskan kalau itu akan memudahkannya untuk menerima bantuan.
Endang mengaku senang, ada kesempatan bersilaturahmi dengan pihak Kementerian Agama.
Dia berharap akan ada solusi terhadap kebutuhan Pondok Pesantren yang diasuhnya. Apalagi, Nurul Iman sudah tercatat di Kemenag.
Viral di media sosial, sosok Endang yang dikenal tegas, disiplin, dan dermawan. Dia sering memberikan uang saku kepada para santrinya dari hasil menjadi ojek online.
“Uang hasil ojek online itu saya sisihkan. Sebagian buat keluarga dan kebutuhan saya pribadi, sebagian lagi buat para santri di Pondok,” ujar Endang.
Endang mengaku sudah lama ikut mengupayakan pendanaan pondok, sejak dilibatkan sebagai pengasuh pondok. Sebelum bergabung di ojek online, ia bekerja sebagai mekanik elektrik di luar Pulau Jawa dan itu cukup menyulitkannya mengawasi dan mengontrol anak didiknya. Sekarang setelah bergabung di ojek online, ia lebih leluasa dan bisa maksimal mengasuh pondoknya.
Zulfa, salah satu santri yang sudah belajar sejak tahun 2013 menyampaikan masih banyak kebutuhan pondok dan santri yang belum terpenuhi. Meski demikian, dengan segala keterbatasan fasilitas, hal itu tidak mengurangi semangatnya dan para santri untuk menghafalkan Alquran. Beberapa santri bahkan pernah sudah mengukir prestasi di tingkat Kabupaten dan Kota Bogor.
Ponpes ini berkonsentrasi pada program Tahfiz Alquran bagi anak yatim dan kurang mampu. Rata-rata santrinya berusia antara 12 – 24 tahun.
Selamat. (jwt/kemenag)