ChanelMuslim—Kasus Yuyun, 14 tahun, yang diperkosa dan dibunuh oleh 14 orang yang sedang pesta tuak di Bengkulu, belum lama ini, membetot perhatian semua kalangan. Bayangkan, rata-rata usia pelakunya masih di bawah umur!
Para pelaku itu melakukan kejahatannya secara biadab dan brutal. Setelah diperkosa secara bergilir, Yuyun yang baru pulang sekolah, itu dihajar habis-habisan hingga tewas. Kemudian, dianggap layaknya bukan manusia, setelah tak bernyawa dia begitu saja dilemparkan ke dalam jurang sedalam 15 meter.
Setelah diperkosa secara bergilir, dia dihajar habis-habisan sampai tewas. Lalu tubuhnya dilempar ke jurang sedalam 15 meter di kawasan pinggir hutan Desa Kasie Kasubun, Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu.
“Secara bersama-sama mereka menyekap, memperkosa secara bergiliran, memukuli, mengikat dan membuang tubuh korban ke dalam jurang,” jelas Kapolsek Padang Ulak Tanding AKP Eka Chandra seperti dilansir dari Liputan6, Selasa (3/5/2016).
Kepada polisi, para pelaku yang sebagian anak baru gede (ABG) itu mengaku sering menonton film porno yang diputar melalui DVD di rumah. Tak hanya itu, mereka juga terbiasa menonton adegan porno melalui telepon genggam. Kini 12 dari 14 orang pelaku di antaradnya telah tertangkap dan dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Curup.
Mendapat laporan tentang peristiwa keji itu membuat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yambise, prihatin. Indonesia, katanya, berada dalam status darurat pornografi. Akses pornografi yang besar menjadi salah satu pemicu timbulnya kasus pelecehan seksual.
“Jadi Indonesia termasuk dalam darurat pornografi. Anak-anak kita dalam bahaya, data yang masuk, pencabulan anak di bawah umur adalah yang tertinggi disebabkan pornografi,” ujar Yohana seperti dikutip dari detikcom, Selasa (3/5/2016).
Yohana bercerita tentang saat dirinya menerima tamu dari luar negeri yang menemuinya. Tamu itu datang dengan menunjukkan data banyaknya pengakses situs porno di kalangan anak-anak.
“Kemarin saya kedatangan tamu, 25 ribu anak-anak menonton pornografi setiap hari. Dan 50 ribu orang lainnya juga menonton porno tiap harinya. Bisa jadi jumlah tersebut termasuk anak-anak masuk ke dalamnya,” ujar Yohana.
Tak hanya data tertulis, menurut Yohana, dia sendiri sempat melakukan survei ke lapangan. Dengan datang ke lembaga pemasyarakatan, Yohana mendapatkan fakta mencengangkan.
Mayoritas pelaku pencabulan dipengaruhi oleh situs pornografi. Parahnya, terjadi siklus bahwa yang awalnya korban, kemudian menjadi pelaku pencabulan.
“Kami mengecek di lapas-lapas, pelaku kekerasan seksual pencabulan ternyata mereka kebanyakan korban dari para predator yang datang dari situs-situs pornografi. Sehingga akhirnya mereka menjadi pelaku, melakukan mencabuli anak-anak,” ujar Yohana. “Kebanyakan yang saya kunjungi sekitar 56 orang, mayoritas 80 mendekati 90 persen akibat pornografi,” tambah Yohana.
Adanya kasus pemerkosaan dan pembunuhan di Bengkulu pun tidak terlepas dari maraknya akses terhadap pornografi. Pengaruh minuman keras menambah faktor terjadinya peristiwa tersebut. (mr/foto:inet)