Chanelmuslim.com-Memasuki trimester ketiga, Bunda tentu sudah tak sabar ingin melihat buah hati lahir ke dunia. Namun, adapula beberapa kekhawatiran yang menghinggapi sebagian ibu hamil pada trimester ketiga ini. Apa saja kekhawatiran tersebut dan bagaimana solusinya?
Bolehkah Ibu Hamil Tidur Telentang?
Tidur telentang tidak dianjurkan untuk ibu hamil pada trimester ketiga karena rahim yang sudah lebih berat dapat menekan pembuluh darah yang akhirnya mengurangi aliran darah ke janin.
Untuk memperbaiki sirkulasi darah, upayakan untuk tidur menyamping, terutama menghadap kiri. Ini karena rahim secara alami berputar ke kanan sehingga tidur di sisi kiri dianggap sebagai pilihan terbaik agar tidak menekan rahim. Agar nyaman, gunakan bantal untuk menyangga kaki dan punggung.
Bagaimana Bila Janin Berhenti Bergerak?
Gerakan janin merupakan suatu pertanda bahwa dia dalam keadaan baik. Ibu hamil, terutama pada trimester ketiga, perlu memperhatikan gerakan janin dari hari ke hari untuk mengetahui apakah dia terus bergerak normal atau tidak bergerak seperti yang biasanya. Pada trimester ketiga, gerakan janin bisa berubah-ubah. Bila pada trimester sebelumnya Si Kecil suka meninju atau menjentik, maka pada trimester ketiga ini dia lebih suka berputar maupun mengeluarkan lengan atau kakinya sehingga perut Bunda terlihat menonjol sedikit di suatu sisi.
Bila janin tidak bergerak sebanyak biasanya, Bunda perlu makan dan kemudian berbaring menyamping ke kiri. Jika dalam dua jam setelah itu janin masih tidak bergerak sebanyak 10 kali, hubungi dokter.
Bagaimana Jika Cairan Ketuban Terlalu Sedikit?
Menurut data sebuah asosiasi ibu hamil, sekitar 4 persen ibu hamil memiliki volume cairan ketuban yang rendah, biasanya pada trimester ketiga. Ibu hamil perlu ikut memantau volume air ketuban saat pemeriksaan kehamilan. Jika cairan ketuban terlalu sedikit atau bahasa medisnya oligohidramnion, dokter atau bidan akan mengecek dengan cermat kondisi kehamilan Bunda untuk memastikan janin terus tumbuh secara normal. Namun, bila kondisi oligohidramnion ini terjadi pada masa akhir kehamilan, kemungkinan akan dilakukan induksi persalinan.
Bagaimana Jika Ibu Hamil Mengalami Preeklamsia?
Preeklamsia adalah suatu kondisi serius, yaitu ketika tekanan darah tinggi dan kadar protein di dalam urine dinyatakan abnormal setelah 20 minggu kehamilan. Preeklamsia bisa diketahui dari gejalanya yang mencakup sakit kepala parah, nyeri tepat di bawah tulang rusuk, masalah penglihatan, serta pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan.
Bunda dapat mencegah terjadinya preeklamsia dengan beberapa cara berikut.
1. Berolahraga secara teratur.
2. Istirahat yang cukup.
3. Mencukupi kebutuhan air putih, minimal 6-8 gelas sehari.
4. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti teh dan kopi.
5. Jangan banyak mengonsumsi makanan yang digoreng atau makanan siap saji.
6. Batasi penggunaan garam untuk makanan, meski masih diperbolehkan sedikit saja. Untuk lebih aman, lebih baik jangan mengonsumsi garam sama sekali.
7. Tinggikan posisi kaki Bunda beberapa kali dalam sehari.
Apakah Ibu Hamil Perlu Berhenti atau Pindah Kerja?
Kehamilan bukanlah kecacatan yang menghalangi Bunda untuk bisa bekerja, namun memang ada kalanya kondisi kehamilan dapat menghambat pekerjaan. Oleh karena itu, Bunda perlu membangun komunikasi yang baik dengan pihak pemberi kerja.
Bunda perlu mempertimbangkan berhenti atau pindah kerja bila lingkungan kerja Bunda memiliki potensi keamanan yang mengkhawatirkan, misalnya bekerja dalam ventilasi yang buruk dengan asap berbahaya seperti gas anestesi atau bahan kimia yang mudah menguap, paparan radiasi, serta paparan cat berbahan dasar timah untuk waktu yang lama.
Berpikirlah positif dan optimis bahwa persalinan dapat berjalan lancar serta kondisi ibu dan bayi dalam keadaan sehat. Dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan, menerapkan pola hidup sehat untuk ibu hamil, serta berpikir positif dan optimis, maka kekhawatiran ibu hamil trimester ketiga bisa diatasi dengan baik.(ind/alodokter)