ChanelMuslim.com – Faktor perusak iman berasal dari diri sendiri dan juga dari luar diri. Ustaz Adika Mianoki menjelaskan tentang 3 faktor internal perusak iman yang menyebabkan keimanan menurun.
Iman seorang mukmin bisa bertambah dan bisa pula berkurang. Ada beberapa hal yang bisa merusak iman seseorang, baik menyebabkan berkurang atau bahkan membatalkan iman.
Baca Juga:ย Malaikat Mendoakan Keluarga yang Kompak dalam Iman, Kebaikan, dan Taubat
3 Faktor Perusak Iman
Berikutย hal-hal yang bisa merusak iman, baik berupa faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor pertama, kebodohan
Faktor internal yang pertama adalah al-jahl (ุงูุฌูู) yaitu bodoh karena tidak berilmu. Kebodohan merupakan faktor internal paling utama yang akan merusak iman seseorang. Bodoh adalah lawan dari ilmu.
Sebagaimana halnya ilmu akan menambah iman dan memperkokoh keimanan seseorang, maka kebodohan berupa ketiadaan ilmu akan menyebabkan lemahnya iman.
Oleh karena itu, para nabi menjelaskan kepada kaumnya dalam banyak ayat bahwa sebab mereka terjerumus dalam perbuatan syirik dan maksiat adalah karena kebodohan.
Allah Taโala berfirman tentang kaum Nabi Musa,
ููุงูููุงู ููุง ู ููุณูู ุงุฌูุนูู ูููููุง ุฅูููููุงู ููู ูุง ููููู ู ุขููููุฉู ููุงูู ุฅููููููู ู ููููู ู ุชูุฌูููููููู
โBani lsrail berkata, โHai Musa, buatlah untuk kami sebuah Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa Tuhan (berhala).โ
Musa menjawab, โSesungguhnya kamu ini adalah kaum yang bodoh (tidak mengetahui)โโ (QS. Al-Aโraf: 138).
Allah Taโala berfirman tentang kaum Nabi Luth,
ูููููุทุงู ุฅูุฐู ููุงูู ููููููู ููู ุฃูุชูุฃูุชูููู ุงููููุงุญูุดูุฉู ููุฃููุชูู ู ุชูุจูุตูุฑูููู ุฃูุฆููููููู ู ููุชูุฃูุชูููู ุงูุฑููุฌูุงูู ุดูููููุฉู ู ููู ุฏูููู ุงููููุณูุงุก ุจููู ุฃููุชูู ู ููููู ู ุชูุฌูููููููู
โDan (ingatlah kisah) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, โMengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah itu sedang kamu memperlihatkan(nya)?
Mengapa kamu mendatangi laki-laki untuk (memenuhi) nafsu (mu), bukan (mendatangi) wanita? Sebenarnya kamu adalah kaum yang bodoh (tidak mengetahui) (akibat perbuatanmu)โโ (QS. An-Naml: 54-55).
Allah Taโala berfirman tentang Nabi Ibrahim โAlaihis salam,
ูููู ุฃูููุบูููุฑู ุงูููููู ุชูุฃูู ูุฑูููููู ุฃูุนูุจูุฏู ุฃููููููุง ุงููุฌูุงููููููู
โKatakanlah, โMaka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang-orang yang bodoh?โโ (QS. Az-Zumar: 64).
Allah Taโala berfirman,
ููููุฑููู ููู ุจููููุชูููููู ููููุง ุชูุจูุฑููุฌููู ุชูุจูุฑููุฌู ุงููุฌูุงูููููููุฉู ุงููุฃููููู
โDan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahuluโ (QS. Al-Ahzab: 33).
Masih banyak ayat-ayat lain yang semakna dengan ayat-ayat di atas.
Kebodohan adalah induk berbagai macam penyakit dan sumber musibah. Ketika seseorang bodoh tentang agama Allah dan tentang hal-hal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah, maka akan muncul darinya perbuatan maksiat dan menyimpang dari agama Allah.
Allah Taโala berfirman,
ุฅููููู ูุง ุงูุชููููุจูุฉู ุนูููู ุงููููู ูููููุฐูููู ููุนูู ูููููู ุงูุณููููุกู ุจูุฌูููุงููุฉู ุซูู ูู ููุชููุจูููู ู ูู ููุฑููุจู ููุฃููููููุฆููู ููุชููุจู ุงููููู ุนูููููููู ู ููููุงูู ุงููููู ุนููููู ุงู ุญููููู ุงู
โSesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kebodohan/kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksanaโ (QS. An-Nisa: 17).
Kebodohan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kebodohan pelaku maksiat terhadap dampak maksiat โ yaitu akan menyebabkan murka Allah dan datangnya azab โ sehingga dengan mudahnya dia tenggelam dan bergelimang dalam kemaksiatan.
Oleh karena itu, setiap yang bermaksiat kepada Allah, sejatinya dia berada dalam keadaan bodoh terhadap dampak maksiat berupa kebinasaan di dunia dan akhirat.
Baca Juga:ย Sebab Keimanan Meningkat
Faktor kedua, lalai
Faktor internal yang kedua yaitu al-ghafla (ุงูุบููุฉ) yang berarti lalai. Apabila seorang hamba lalai tentang tujuan untuk apa dia diciptakan, maka imannya pun akan melemah.
Allah Taโala mencela sifat lalai dalam kitab-Nya, dan memperingatkan dengan keras kepada orang-orang yang lalai. Allah Taโala menerangkan dalam Al Qurโan bahwasanya hal tersebut merupakan sifat orang-orang kafir.
Allah Taโala berfirman,
ููุฅูููู ููุซููุฑุงู ู ูููู ุงููููุงุณู ุนููู ุขููุงุชูููุง ููุบูุงููููููู
โDan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lalai/lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kamiโ (QS. Yunus: 92).
Allah Taโala juga berfirman,
ููุนูููู ูููู ุธูุงููุฑุงู ู ูููู ุงููุญูููุงุฉู ุงูุฏููููููุง ููููู ู ุนููู ุงููุขุฎูุฑูุฉู ููู ู ุบูุงููููููู
โMereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalaiโ (QS. Ar-Rum: 7).
Sifat lalai merupakan penyakit berbahaya yang menimpa seseorang dan akan menjauhkannya dari mengingat Allah dan melaksanakan perintah-Nya.
Baca Juga:ย Mengajarkan Keimanan kepada Anak sebelum Mengajarkan Beramal Saleh
Faktor ketiga, berpaling dari kebenaran
Faktor internal yang ketiga adalah al-aโradh (ุงูุฃุนุฑุงุถ) yang maknanya berpaling. Allah Taโala berfirman,
ููู ููู ุฃูุธูููู ู ู ูู ููู ุฐููููุฑู ุจูุขููุงุชู ุฑูุจูููู ุซูู ูู ุฃูุนูุฑูุถู ุนูููููุง ุฅููููุง ู ููู ุงููู ูุฌูุฑูู ูููู ู ููุชูููู ูููู
โDan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya?
Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosaโ (QS. As-Sajdah: 22).
Berpaling dari perintah Allah Taโala adalah sifat orang-orang yang ingkar yang Allah murkai. Tidak selayaknya seorang hamba ketika mendengar kalam Allah atau mendengar hadis nabi berpaling darinya.
Kewajibannya adalah menerimanya dengan menaati perintah dan mengikutinya.
Telah sahih dari Abu Waaqid al Laitsi Radhiyallahu โanhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu โalaihi wasallam pernah duduk di masjid bersama para sahabat, kemudian datang kepada mereka tiga orang.
Dua orang mendatangi Rasulullah dan satu orang lagi pergi. Keduanya tetap berada di hadapan Rasul. Orang pertama melihat ada celah kosong di majelis dan dia segera duduk.
Orang yang kedua memilih duduk di belakangnya. Adapun orang yang ketiga pergi keluar. Ketika telah selesai, Rasulullah Shallallahu โalaihi wasallam bersabda,
ุฃูุง ุฃุฎุจุฑูู ุนู ุงูููุฑ ุงูุซูุงุซุฉโ:โ ุฃู ุง ุฃุญุฏูู ุ ูุฃูู ุฅูู ุงูููุ ูุขูุงู ุงููู ุ ูุฃู ุง ุงูุขุฎุฑ ูุงุณุชุญูู ูุงุณุชุญูู ุงููู ู ููุ ูุฃู ุง ุงูุขุฎุฑุ ูุฃุนุฑุถุ ูุฃุนุฑุถ ุงููู ุนููโ
โMaukah kuberitahu tentang tiga orang tadi? Adapun yang pertama dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah pun melindunginya.
Adapun orang yang kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu kepadanya. Adapun orang yang ketiga, dia berpaling, maka Allah pun berpaling darinya.โ (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikianlah di antara faktor-faktor internal yang bisa merusak iman seseorang. Semoga Allah Taโala menjauhkan kita dari perkara-perkara yang bisa merusak keimanan.[ind]
Sumber: Muslim.or.id
Referensi:ย Kitab Tajdiidul Iman karya Syekh Prof. Dr. Abdurrozzaq bin Abdil Mushin al-Badr Hafidzahullah.





