ChanelMuslim.com – Doa yang dibaca di akhir shalat ini merupakan salah satu zikir yang disukai Allah Subhanahu wa taala karena merupakan wujud syukur kepada-Nya.
Al ‘Allamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan di dalam sebuah kitabnya yang penuh faedah yaitu Al Fawa’id.
“Bangunan agama ini ditopang oleh dua kaidah: Dzikir dan syukur. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Ingatlah kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku, janganlah kalian kufur.”
(QS. Al Baqarah [2]: 152).”
Baca Juga: Doa yang Bisa Bikin Kita jadi Penghuni Surga
Doa yang Dibaca di Akhir Shalat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz, “Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu.
Maka janganlah kamu lupa untuk membaca doa di setiap akhir shalat:
‘Allahumma a’innii ‘ala dzikrika wa syukrika, wa husni ‘ibaadatik.’
(Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu dan bersyukur kepada-Mu, serta agar bisa beribadah dengan baik kepada-Mu).”
(HR. An Nasa’i [1303] dalam pembahasan Sujud Sahwi, Abu Dawud [1522] dalam pembahasan Shalat, dan Ahmad [21614] dari jalan Abdurrahman Al Hubla dari Ash Shonabihi dari Mu’adz bin Jabal, disahihkan Al Albani dalam Sahih Sunan Abu Dawud. (Tahqiq Al Fawa’id))
“Bukanlah yang dimaksud dengan zikir di sini sekadar berzikir dengan lisan. Namun, zikir dengan hati sekaligus dengan lisan. Berzikir/mengingat Allah mencakup mengingat nama-nama dan sifat-sifat-Nya, mengingat perintah dan larangan-Nya, mengingat-Nya dengan membaca firman-firman-Nya.
Itu semua tentunya akan melahirkan ma’rifatullah (pengenalan terhadap Allah), keimanan kepada-Nya, serta keimanan kepada kesempurnaan dan keagungan sifat-sifat-Nya.
Selain itu, ia akan membuahkan berbagai macam sanjungan yang tertuju kepada-Nya. Sementara itu, semua tidak akan sempurna apabila tidak dilandasi dengan ketauhidan kepada-Nya.
Maka zikir yang hakiki pasti akan melahirkan itu semuanya. Dan ia juga akan melahirkan kesadaran mengingat berbagai macam kenikmatan, anugerah, serta perbuatan baik-Nya kepada makhluk-Nya.”
“Adapun syukur adalah mengabdi kepada Allah dengan menaati-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya dengan hal-hal yang dicintai-Nya, baik yang bersifat lahir ataupun batin. Dua perkara inilah simpul ajaran agama. Mengingat-Nya akan melahirkan pengenalan (hamba) kepada-Nya.
Baca Juga: Doa Meminta Keadaan Terbaik kepada Allah
Bersyukur Wujud Ketaatan
Dan dalam bersyukur kepada-Nya terkandung ketaatan kepada-Nya. Kedua perkara inilah tujuan diciptakannya jin dan manusia, langit dan bumi serta segala sesuatu yang berada di antara keduanya.
Lawan dari tujuan ini adalah berupa kebatilan (kesia-siaan) dan main-main belaka. Allah Maha tinggi dan Maha suci dari perbuatan semacam itu. Seperti itulah anggapan buruk yang ada pada diri musuh-musuh-Nya.”
“Allah taala berfirman yang artinya, “Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta apa-apa yang ada di antara keduanya sia-sia, itulah yang disangka oleh orang-orang kafir itu.” (Qs. Shad [38]: 27)
Allah taala berfirman yang artinya, “Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta apa yang berada di antara keduanya sekadar bermain-main saja. Tidaklah Kami menciptakan keduanya kecuali dengan tujuan yang benar.” (Qs. Ad Dukhan [44]: 38-39)
Allah juga berfirman yang artinya, “Dan tidaklah Kami menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya kecuali dengan tujuan yang benar, dan sesungguhnya hari kiamat itu pasti datang.” (Qs. Al Hijr [15]: 85)
Allah berfirman setelah menyebutkan tanda-tanda kebesaran-Nya di awal surat Yunus yang artinya, “Tidaklah Allah menciptakan hal itu semua kecuali dengan maksud yang benar.” (Qs. Yunus [10]: 5)
Allah berfirman yang artinya, “Apakah manusia mengira dia ditinggalkan begitu saja.” (Qs. Al Qiyamah [75]: 36). Allah berfirman pula yang artinya, “Apakah kalian mengira kalau Kami menciptakan kalian hanya sia-sia dan kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (Qs. Al Mu’minun [23]: 115)
Allah berfirman yang artinya, “Dan tidaklah Kami menciptkan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Qs. Adz Dzariyat [51]: 56)
Dalam ayat lainnya, “Allah lah yang menciptakan tujuh lapis langit dan bumi seperti itu pula. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan Allah ilmunya meliputi segala sesuatu.” (Qs. Ath Thalaq [65]: 12)
Allah berfirman yang artinya, “Allah menjadikan ka’bah yaitu baitul haram sebagai kiblat sholat bagi umat manusia, demikian pula bulan haram, hadyu dan qalaa’id. Itu semua agar kalian mengetahui allah mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan segala yang ada di bumi, dan bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Qs. Al Maa-idah [5]: 97).”
“Maka dengan disebutkannya ayat-ayat tersebut telah terbukti bahwasanya tujuan penciptaan dan perintah ialah agar Allah diingat dan disyukuri. Sehingga Dia akan selalu diingat dan tidak dilupakan.
Akan selalu disyukuri dan tidak diingkari. Allah Yang Maha suci akan mengingat siapa saja yang mengingat diri-Nya. Dan Allah juga akan berterima kasih (membalas kebaikan) kepada siapa saja yang bersyukur kepada-Nya.
Baca Juga: Doa yang Diperebutkan Malaikat dalam Shalat
Mengingat Allah adalah sebab Allah mengingat hamba
Dan bersyukur kepada-Nya adalah sebab Allah menambahkan nikmat-Nya.
Maka zikir lebih terfokus untuk kebaikan hati dan lisan. Syukur dari hati dalam bentuk rasa cinta dan taubat yang disertai ketaatan.
Adapun di lisan, syukur itu akan tampak dalam bentuk pujian dan sanjungan. Dan syukur juga akan muncul dalam bentuk ketaatan dan pengabdian oleh segenap anggota badan.” (Al Fawa’id, hlm. 124-125)
Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillaahi Rabbil ‘alamiin.
Sahabat Muslim, demikian penjelasan mengenai doa yang dibaca di akhir shalat sebagai zikir yang merupakan bagian terpenting dari syukur.
Semoga kita senantiasa tercatat sebagai hamba yang selalu berzikir sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa taala.[ind]
Sumber: muslim.or.id