Chanelmuslim.com-Public Expose & Discussion 2017
Acara yang berlangsung pada Kamis, 26 Januari 2017 dan bertempat di Nareswara Room Smesco-Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan mengangkat tema Public Expose 2017 Dompet Dhuafa: Laporan Kinerja 2016 & Progran Terobosan 2017.
Acara yang pada kamis siang ini menghadirkan beberapa pembicara, diantaranya Bapak Ismail A. Said selaku Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Bapak Bambang Ismawan selaku Pendiri Bina Sumber Desa Foundation, dan Dr. Arum Atmawikarta dari BAPPENAS.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa. Bapak Ismail memberikan informasi tentang beberapa program-program yang terdapat dalam Dompet Dhuafa. Beliau menjelaskan empat pilar program dalam Dompet Dhuafa, diantaranya Sosial, Ekonomi, Kesehatan, dan Pendidikan. Beliau juga menjelaskan total penerima manfaat Dompet Dhuafa selama 23 tahu (1993-2016) sebanyak 14.969.836 individu dan layanan dan program Dompet Dhuafa tersebar di seluruh wilayah Indonesia (34 provinsi) dan 40 negara di dunia.
Bapak Ismail juga memberikan informasi tentang program terobosan Dompet Dhuafa tahun 2017, diantaranya RS. Mandiri Berbasis Wakaf dan Daya Mart. Adapun Dompet Dhuafa Social Entreprise, diantaranya DD Travel, CSR Fokus yang saat ini mempunyai Ambulance Terapung hasil kerja sama dengan LKC Dompet Dhuafa di NTB untuk melayani kesehatan penduduk setempat, ada juga DD Niaga, DD Konstruksi, DD Wasila, DD Medika, DD Publika, Karya Masyarakat Mandiri, DD Corporate University, Kampus Bisnis Umar Usman, dan Institut Kemandirian.
Lalu acara dilanjut dengan sambutan dari Imam Teguh selaku Direktur BNI Syariah yang juga sebagai Mitra Dompet Dhufa.
“Moto BNI Syariah ini dakhwah first, business follow. Jadi kita kerjakan dulu sa’i-nya, baru sumurnya kita bisa gali dan salah satu sa’i kita ya itu Rumah Sakit AKA Medika” pungkasnya.
Bagi Beliau wakaf merupakan ekonomi ummat, wakaf menjadi bantalan saat terjadi krisis, dan wakaf sudah menjadi komponen dalam sistem ekonomi sosial.
“Saya punya mimpi suatu hari dikhususkan hari gratis bayar tol untuk orang-orang yang membayar wakaf. Jadi kalau nanti ditanya oleh orang kenapa mereka tidak membayar tol, mereka itu para pewakaf bisa menjawab karena saya membayar wakaf dan mudah-mudahan jika ada program seperti ini akan bertambah lagi orang-orang yang mau berwakaf” tutup Bapak Imam Teguh.
Diskusi dimulai dengan pembicara pertama, yaitu Bapak Ismawan selaku Pendiri Bina Sumber Desa Foundation yang saat ini sudah menangani pemvmberdayaan di 74 ribu desa.
Bapak Ismawan ingin mengajak Dompet Dhuafa untuk terjun langsung dalam pembangunan desa.
“Suatu Negara maju itu ditentukan dari desa-desanya. Ibarat sebuah pohon desa adalah akarnya, kalau akarnya bagus, kuat, dan kokoh maka pohon nanti akan tumbuh dengan baik, subur dan manfaatnya bisa untuk orang banyak. Tapi kalau dari akarnya saja sudah rusak, jelek maka pohon yang tumbuh pun tidak ada bagus bahkan bisa mati” ujar Bapak Bambang.
Beliau juga melanjutkan bahwa selama 60 tahun ini desa termarginalisasi oleh proses pemiskinan karena tiga modal, yaitu sosial, finansial, dan fisik.
Lalu diskusi dilanjutkan dengan Dr. Arum Atmawikarta dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Beliau menjelaskan prinsip dari Sustainable Development Goal (SDGs), yaitu universal, intergration, no one left behind. Ketiga ini mencangkup 3 hal, sosial, ekonomi, dan lingkungan.
“Ada 17 goals yang akan, namun kita mau memberikan penjelasan untuk hal yang utama, yaitu yang 4 pilar ini. Ada kesehatab, pendidikan, ekonomi, dan pengembangan sosial ” ujarnya.
Bapak Arum menjelaskan dalam kesehatan ingin lebih diperhatikan untuk penyakit kusta dan kaki gajah, karena hampir disemua kabupaten terkena penyakit ini, dan juga masalah perbaikan gizi. Dan pendidikan dalam hal peningkatan kualitas, karena masih banyak anak-anak Indonesia yang belum bisa membaca, lalu fasilitas seperti listrik, air, dan internet untuk keperluan belajar mengajar juga harus diperhatikan. Untuk ekonomi perluasan lapangan kerja, dan pengembangan sosial lebih
Bapak Arum menjelaskan dalam kesehatan ingin lebih diperhatikan untuk penyakit kusta dan kaki gajah, karena hampir disemua kabupaten terkena penyakit ini, dan juga masalah perbaikan gizi. Dan pendidikan dalam hal peningkatan kualitas, karena masih banyak anak-anak Indonesia yang belum bisa membaca, lalu fasilitas seperti listrik, air, dan internet untuk keperluan belajar mengajar juga harus diperhatikan. Untuk ekonomi perluasan lapangan kerja, dan pengembangan sosial lebih meningkatkan kemampuan pada saat bencana dan recovery-nya setelahnya.
Diskusi dilanjutkan dengan tanggapan dari Ketua Pengurus Donpet Dhuafa, Bapak Ismail A. Said.
Beliau menanggapi masalah perdesaan “Orientasi Dompet Dhuafa sudah sampai ke desa-desa, kita membina petani, diajari berternak, setelah ternaknya besar pada saat Idul Adha kita beli ternaknya dan dipotong untuk dibagikab ke desa tersebut”
Untuk kesehata Dompet Dhuafa memiliki klinik-klinik gratis yang tersebar di Indonesia. Untuk pendidikan Dompet Dhuafa ingin mendirikan TK di desa-desa dengan pengajar yang berasal dari kota.
“Masih banyak permasalahan yang harus diselesaikan dan ini menjadi pr besar bukan hanya untuk Dompet Dhuafa, tapi peranan pemerintah, masyarakat, pebisnis, dan akademis juga” tutup Bapak Ismail.
Acara ditutup dengan pemberian cinderamata hasil dari kerajinan anak bangsa dari Dompet Dhuafa.