ChanelMuslim.com- Indonesia itu satu, dari Sabang sampai Merauke. Begitu banyak keragaman yang ada, tapi tetap satu bangsa.
Nyatanya, kata-kata indah itu tidak seindah aslinya. Ada semacam noda yang tiba-tiba menjalar dan merusak persatuan bangsa. Bangsa yang beragam agama, suku, budaya, dan bahasa.
Kata terakhir itu tiba-tiba mengusik sebagian anak bangsa. Ya, tentang bahasa. Tidak tanggung-tanggung, mereka terusik oleh sosok yang dianggap tokoh karena posisinya di lembaga negara.
Kata-katanya yang terekam dalam video kegiatan resmi pun memantik emosi sebuah suku di negeri ini. Kenapa orang sekaliber dia bisa begitu enteng mengeluarkan kata-kata yang dinilai menghina orang banyak.
Reaksi keras pun bermunculan. Tentu saja, siapa pun yang secara lahir terikat dalam sebuah kesatuan suku dan budaya akan memiliki kesamaan rasa. Kenapa orang Sunda seperti dilecehkan. Kok, masih ada kedangkalan pemikiran seperti itu.
Sementara ini, reaksi itu masih terkendali. Semoga memang akan terus seperti itu. Tapi jika pemantik terus terjadi, atau tidak bisa diredam dengan penegakan hukum yang tegas, bukan tidak mungkin reaksi berikutnya akan datang dengan reaksi di luar kendali.
Miris, memang. Indonesia ini bukan negara baru kemarin sore. Tapi sudah berabad-abad terjalin dalam proses panjang menuju satu kesamaan bangsa dan negara.
Bayangkan, hanya dalam beberapa tahun ini, bangsa ini seperti mengalami pembelahan. Ada pembelahan agama, ormas, dan akhirnya suku dan budaya.
Revolusi mental yang sejak awal digadang-gadang pemerintah sebagai program utama sepertinya nyaris tak terdengar. Tiba-tiba, keakraban sesama anak bangsa menjadi barang mahal.
Siapa pun yang memimpin dan yang akan memimpin negeri ini harus memprioritaskan tentang keakraban ini. Karena bukan hanya ekonomi saja yang memprihatinkan; perbedaan agama, suku, dan budaya tiba-tiba menjadi sangat sensitif saat ini. [Mh]