ChanelMuslim.com – Di ayat 15, Allah memberikan wahyu kepada Yusuf untuk menenangkan Yusuf. Allah mengatakan bahwa Yusuf suatu saat akan memberi tahu kepada saudaranya bahwa mereka pernah berbuat jahat kepadanya. Saudara-saudaranya juga tidak mengetahui bahwa Yusuf telah menerima wahyu ini dari Allah:
فَلَمَّا ذَهَبُوْا بِهٖ وَاَجْمَعُوْٓا اَنْ يَّجْعَلُوْهُ فِيْ غَيٰبَتِ الْجُبِّۚ وَاَوْحَيْنَآ اِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِاَمْرِهِمْ هٰذَا وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ – ١٥
Maka ketika mereka membawanya dan sepakat memasukkan ke dasar sumur, Kami wahyukan kepadanya, “Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari.”
10 saudaranya itupun pergi berburu domba, dan melumuri baju Yusuf dengan darah domba agar saat pulang ke rumah mereka bisa menipu ayahnya bahwa Yusuf telah di makan serigala.
Baca Juga: Surah Yusuf Ayat 11-14: Tipu Daya Saudara-Saudara Yusuf
Surah Yusuf Ayat 15-16: Allah Menenangkan Yusuf
Rupanya kekhawatiran Nabi Ya’qub sebelumnya dijadikan alasan bagi saudara-saudara Yusuf untuk menipunya. Agar mereka tidak disangka telah membuang Yusuf.
Maka, saat kembali hari sudah gelap, mereka pura-pura menangis dan menujukkan baju Yusuf yang berlumuran darah palsu itu.
وَجَاۤءُوْٓ اَبَاهُمْ عِشَاۤءً يَّبْكُوْنَۗ – ١٦
Kemudian mereka datang kepada ayah mereka pada petang hari sambil menangis.
قَالُوْا يٰٓاَبَانَآ اِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوْسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَاَكَلَهُ الذِّئْبُۚ وَمَآ اَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَّنَا وَلَوْ كُنَّا صٰدِقِيْنَ – ١٧
Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami pergi berlomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan engkau tentu tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami berkata benar.”
Setelah mendengar itu, Ya’qub sangat sedih hingga sakit akibat kehilangan putranya untuk beberapa lama.
Ia tidak percaya kepada anak-anaknya yang mengatakan bahwa Yusuf telah dimakan serigala. Ia percaya bahwa Yusuf masih hidup. Dan iapun terus berdoa kepada Allah supaya Yusuf diselamatkan dan kembali pulang kepadanya. Namun do’anya tak kunjung dikabulkan.
Ya’qub tidak pernah kehilangan harapan dari Allah. Ia percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuk dirinya dan Yusuf. Ia juga tidak marah dan putus asa walaupun doanya tidak dikabulkan.
Yusuf dalam kondisi yang terpuruk itu, di tempat yang asing dan seorang diri, ia hanya berharap kepada Allah yang satu-satunya bisa menolongnya.
Bersambung… [Ln]