Chanelmuslim.com – Seandainya ada orang-orang yang dilahirkan di surga, tumbuh dan menjadi dewasa di taman surga, kemudian di bawa ke dunia untuk menjadi hiasan dan cahaya penerang, maka ‘Ammar, Ibunya (Sumiyyah), dan ayahnya (Yasir) termasuk diantara mereka.
Tetapi, mengapa kita mengatakan “seandainya”, seolah-olah itu pengandaian belaka, padahal keluarga Yasir benar-benar penduduk surga?
Ketika Rasulullah SAW bersabda, “Wahai keluarga Yasir, tempat yang telah dijanjikan bagi kalian adalah surga, “beliau tidak hanya menghibur mereka, tetapi benar-benar mempertegas apa yang beliau ketahui.
***
Yasir bin ‘Amir (Ayahnya ‘Ammar) berangkat meninggalkan negerinya (Yaman) untuk mencari saudaranya. Sesampai di Mekah, ia merasa cocok tinggal di kota itu. Ia tinggal di sana dan mengikat janji persahabatan dengan Abu Hudzaifah bin Mughirah. Abu hudzaifah menikahkannya dengan satu budaknya yang bernama Sumayyah binti Khayyath. Dari perkawinan yang penuh berkah ini, mereka dikaruniai seorang putra bernama ‘Ammar.
Ketigannya masuk Islam di masa-masa awal, seperti rombongan lain yang telah diberi hidayah oleh Allah.
Seperti halnya yang dialami orang-orang yang masuk Islam di hari-hari pertama, mereka mendapatkan siksaan yang pedih dari orang-orang kafir Quraisy.
Siasat yang dilakukan orang-orang Quraisy terhadap kaum muslimin disesuaikan dengan keadaan. Jika orang-orang Islam itu berasal dari golongan bangsawan dan berpengaruh, mereka melancarkan ancaman dan gertakan.
Berikut ini contoh gertakan yang dilakukan Abu Jahal, “Kau tinggalkan agama nenek moyangmu, padahal mereka lebih baik darimu. Akan kami buktikan bahwa cara berpikirmu itu keliru! Akan kami jatuhkan kehormatanmu! Akan kami rusak bisnismu dan akan kami musnahkan harta bendamu.”
Setelah itu orang-orang kaifr terus melancarkan perang urat saraf. Dan, jika muslim itu berasal dari kalangan penduduk yang tidak mempunyai kekuatan, miskin, atau budak belian, mereka menyiksanya dengan berbagai macam siksaan. Keluarga Yasir termasuk dari golongan ini.
Penyiksaan terhadap keluarga Yasir, diserahkan kepada bani Makhzum. Setiap hari, Yasir Sumayyah, dan ‘Ammar dibawa ke padang pasir Mekah yang sangat panas, lalu disiksa dengan berbagai siksaan.
Siksa yang dialami Sumayyah secara khusus, sangat mengerikan dan menakutkan. Namun, tidak akan kami paparkan panjang lebar sekarang. Insya Allah pada kesempatan lain akan kita ceritakan pengorbanan dan keteguhan yang ditunjukan oleh Sumayyah bersama rekan-rekan seperjuangannya di hari-hari yang bersejarah itu. Kali ini kami cukupkan dengan menyebut Sumayyah sebagai tonggak pertama yang mengangkat derajat kemanusiaan. Keteguhan Sumayyah dalam menghadapi berbagai siksaan menjadikannya sebagai “ibu” bagi seluruh kaum muslimin sepanjang masa.
Bersambung… Ammar bin Yasir (2) – Bukti Ujian Keimanan Keluarga Yasir