ChanelMuslim.com – Firman Allah, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama.” (QS. Fathir: 28)
Bahkan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; “Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu. Barang siapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Al-Imam dan At-Tirmidzi).
Ayat ini sangat jelas menggambarkan kemuliaan seorang ulama. Pemahaman mereka tentang Islam menjadikan mereka takut pada Allah. Tegas dan kemaksiatan, getol dalam perjuangankan kebaikan. Bukan malah sebaliknya, malah tersenyum melihat kemaksiatan.
Baca juga: Boneka Arwah (Spirit Doll), Keyakinan ala Jahiliyah (Part 2)
Naudzubillah, akhir-akhir ini semakin membentangkan kehadirannya. Sangat terang terlihat, seterang matahari yang mampu dilihat semua manusia. Tentu, semakin jelas pula bagi kita ulama yang harus didengar dan mana yang tidak!
Pendapat saya, jikalau seorang muslim bermaksiat, maka tentu maksiat itu menjadi dosa bagi dirinya. Namun, jikalau seorang ulama yang bermaksiat, maka tentu saja tidak hanya berefek bagi dirinya, namun berefek pada ummat.
Walhasil, umat menjadi bingung, umat menjadi gelisah. Dan tanpa sadar bisa jadi 1, 2 bahkan 10 orang melakukan maksiat serupa. Tersebab melihat ulama yang mereka ikuti melakukan hal yang sama. Padahal itu sebuah kemaksiatan.
Maka benarlah kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ingatlah, sejelek-jelek memperhatikan adalah pendukung ulama dan sebaik-baik kebaikan adalah kebaikan ulama.” (HR. ad-Darimi)
Manakah yang harus diikuti? Ulama akhirat? yakni ulama yang benar-benar mukhlis, atau ulama dunia? Atau disebut Ulama Su’ yang menjadikan ilmiahnya sekedar mencari manfaat dunia dan menggadaikan kemuliaan akhirat?
Tentu, ulama akhirat memiliki posisi yang amat mulia di sisi Allah. Namun gelar ulama itu bukan dilihat dari SK (surat keputusan), bukan dengan jenjang Lc, MA, bahkan Dr atupun P.hd maupun Prof serta bukanlah oleh otoritas universitas tertentu. Bukan, sama sekali bukan!
Baca selengkapnya di oase ChanelMuslim.com