ChanelMuslim.com – Penduduk desa Muslim di negara bagian Rakhine Myanmar, hari Ahad lalu mengatakan bahwa mereka berharap ada perubahan positif yang dihasilkan dari kunjungan utusan PBB ke daerah itu, dimana tentara dituduh melakukan pelanggaran terhadap minoritas Muslim, termasuk pembunuhan, perkosaan dan pembakaran ribuan rumah.
Seorang penyelidik khusus hak azasi manusia PBB, Yanghee Lee, mengakhiri kunjungan 3-harinya untuk menyelidiki keadaan di bagian utara Rakhine, dimana penindakan tentara telah mengakibatkan kira-kira 65 ribu orang Muslim etnis Rohingya mengungsi ke seberang perbatasan ke Bangladesh dalam 3 bulan terakhir.
“Kita benar-benar berharap agar kunjungannya membawa perubahan positif bagi Rohingya dan kami berharap akan memperoleh hak azasi kami,” kata seorang pria pengungsi Rohingya yang tinggal untuk sementara di desa Kyee Kan Pyin dengan syarat namanya jangan disebut karena alasan keamanan.
Penduduk desa dan aktivis Rohingya mengatakan ratusan orang sipil telah tewas, tetapi jumlahnya tidak dapat diverifikasi karena pihak berwenang membatasi akses pekerja bantuan kemanusiaan dan wartawan ke daerah-daerah dimana jatuhnya korban jiwa terjadi.
“Kami telah menerima ratusan penduduk desa yang rumah mereka dibakar dan mereka tinggal di desa kami dan mereka tidak dapat pergi kemanapun,” kata penduduk Kyee Kan Pyin, Mohammad Hussein.
Walaupun sudah tinggal di Myanmar beberapa generasi, kira-kira 1 juta orang Muslim Rohingya dilarang memperoleh kewarganegaraan di negara mayoritas Buddha yang berpenduduk 50 juta orang itu. Etnis Rohingya hidup sebagai golongan yang paling tertindas di dunia. Lebih dari 100 ribu orang Muslim Rohingya masih hidup dalam kamp kumuh pengungsi dalam negeri.[af/voa]