ChanelMuslim.com – Kisah kekalahan Muslimin di Tours berlanjut dengan kedua pasukan ini bertemu di sebuah daerah di tengah-tengah Prancis bernama Tours.
Di hadapan 50 ribu tentara muslim multi-etnis ini —yang sudah berjalan terlalu jauh dari rumah mereka melintasi Pegunungan Pyrenia dan menembus Prancis— sudah disambut oleh 20 ribu tentara Frank pimpinan Charles Martel.
Baca Juga: Kisah Kekalahan Muslimin di Tours (1)
Kisah Kekalahan Muslimin
Namun, dalam Buku “Ayyamun Laa Tunsa” (Hari yang Tak Akan Terlupakan) tertulis ada 200-400 ribu tentara Frank yang berkemah di sekeliling Kaum Muslimin. Catatan kuno “Mozarabic Chronicle of 754” juga menulis bahwa jumlah pasukan Charles Martel memang jauh lebih banyak.
Faktanya, Wilayah Frank (nenek moyang Bangsa Prancis) di bawah kepemimpinan Charles Martel adalah kekuatan militer terkemuka di Eropa Barat kala itu.
Selama Charles menjabat sebagai panglima kaum Frank, kekuasaannya terdiri dari Perancis utara dan timur (Austrasia, Neustria dan Burgundy), sebagian besar Jerman barat, dan Negeri-Negeri utaranya (Luksemburg, Belgia, dan Belanda).
Selama 7 hari, kedua pasukan terlibat dalam pertempuran kecil. Kaum Muslimin menunggu kekuatan penuh musuh untuk menyerang.
Abdurrahman Al Ghafiqi yang terkenal dengan kecerdasannya menjadi tak berkutik ketika Kaum Muslimin mulai ribut dengan hasil rampasan perang. Saat itu, keadaannya Kaum Muslimin sudah berjalan jauh membuka banyak kota.
Mereka membawa banyak sekali harta untuk dibawa pulang ke Andalusia. Semua itu dikumpulkan di satu tenda dan diketahui oleh mata-mata Charles Martel.
Di serangan akhirnya, Charles Martel memfokuskan pasukannya untuk menjebol tenda Muslimin yang berisi harta rampasan perang tersebut sehingga para mujahid pecah perhatiannya untuk melawan musuh.
Di samping itu, Pasukan Charles memanfaatkan keadaan Kaum Muslimin yang tidak terbiasa dengan musim dingin Eropa yang mencekik. Pasukan Frank berpakaian tebal, sementara pasukan Muslimin hanya berpakaian yang lebih cocok untuk musim dingin di Afrika Utara yang lebih ringan daripada musim dingin di Eropa.
Baik sejarah Barat maupun Islam bersepakat setuju bahwa ketika berusaha menghentikan laju Kaum Muslimin yang ramai-ramai ingin menyelamatkan harta bendanya, ‘Abdurrahman Al Ghafiqi dikepung, yang menyebabkan kesyahidannya.
Pasukan muslimin kemudian mundur secara serampangan. Hal ini menyebabkan banyak yang terbunuh selama lari menuju Andalusia.
Kekalahan Kaum Muslimin di Tours ini diabadikan menjadi nyanyian dan puisi oleh banyak penyair Eropa selama ratusan tahun. Lagu-lagu tentang Charles Martel didendangkan untuk mengingat bahwa dia berhasil menyingkirkan dakwah Islam di Prancis.
Sejarawan Inggris Edward Gibbon menulis, “Pertempuran ini menyelamatkan nenek moyang bangsa Inggris, Prancis, dan kemegahan Roma dari api Al-Qur’an secara agama dan peradabannya.”
Allah Mahakuasa dan Mahaperencana. Apa yang ditakdirkan-Nya pasti punya hikmah buat kita. Ketika menang, ada hikmahnya.
Setika kalah, juga ada hikmahnya. Salah satu hal paling mencolok yang membuat Kaum Muslimin kalah adalah kecintaan mereka saat itu pada harta rampasan perang.
Allah berfirman, “Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. (Fatir, Ayat 5)
Semoga rangkuman dari channel telegram Generasi Shalahuddin di atas bisa menjadi pengingat untuk kita. [Cms]