ChanelMuslim.com – Dikisahkan bahwa kisah Nabi Musa banyak yang bersinggungan dengan perempuan. Laki-laki dan Perempuan sama-sama 23 kali disebutkan dalam Al-Qur’an, menandakan adanya keseimbangan perhatian Allah kepada keduanya.
Baca Juga: Pesan untuk Para Pejuang Kebenaran dari Kisah Nabi Musa dan Harun
Perempuan di balik Kisah Nabi Musa
Dikutip dari channel telegram Generasi Shalahuddin, meski tokoh utamanya adalah seorang lelaki, alur ceritanya penuh diisi oleh perjuangan para perempuan.
Perempuan yang Allah tak sebut namanya, tapi Allah abadikan peranannya sebagai bentuk penjagaan Allah kepada mereka. Begitu halus penjagaan Allah kepada perempuan, sampai wanita yg buruk sekalipun Allah tak sebut namanya seperti Istri Abu Lahab, Nuh , dan Luth
Kisah ini berawal dari Raja yang bermimpi ada seorang laki-laki yang akan meruntuhkan kekuasaannya. Raja itu takut, lalu ia membunuh setiap bayi laki-laki yang ada.
Di lain tempat ada seorang Ibu yang begitu menyayangi putranya, mendapat Ilham dari Tuhannya untuk membiarkan sungai menghanyutkannya.
Meski berat dirasa, tapi ia yakin Allah tak mungkin menguji seseorang di luar batas kemampuannya
Bayi itupun hanyut mendatangi istana raja. Semua bayi dibunuh, terkecuali satu bayi yang diselamatkan oleh permaisuri raja.
“Dan Istri Firaun berkata, (dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak, sedang mereka tak menyadari.” (Al-Qasas:9).
Hanya perasaan perempuan yang bisa meruntuhkan keegoisan seorang paling durjana. Lalu kisah ini bercerita tentang kasih sayang kakak perempuan yang rela menyusuri sungai memastikan bahwa adik laki-lakinya baik-baik saja.
Bayi itu lalu menangis karena lapar, tetapi Allah cegah ia menyusui kepada perempuan-perempuan yang ingin menyusuinya.
Kakaknya pun memberitahu untuk mengembalikannya pada Ibunya (Baca :Al-Qasas 12)
“Maka, Kami kembalikan dia (Musa) kepada Ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati.” (Al-Qasas:13).
Jika Nabi Yaqub dipisahkan dengan putranya bertahun-tahun sampai buta karena menangis, maka Ibunya Musa hanya dipisahkan oleh Allah dalam sehari.
Allah tahu betapa besarnya kasih sayang seorang Ibu yang bahkan satu hari pun ia tak kuasa meninggalkan putranya.
Dan terakhir adalah Safura, wanita madyan yang menemaninya di saat-saat paling berat dalam hidupnya
“Dibalik lelaki hebat, ada wanita hebat dibelakangnya.”
Sahabat Muslim, semoga kita semua bisa selalu menghargai, menjaga, dan memuliakan perempuan. [Cms]