ChanelMuslim.com- Publik akhir-akhir ini dipertontonkan sebuah keanehan kalau tidak mau disebut kedegilan. Yaitu, adanya pihak-pihak yang seperti takut dengan sosok Anies Baswedan.
Apakah Gubernur DKI ini galak? Sama sekali tidak. Senyumnya kerap mengembang ketika berbicara tentang apa pun. Meskipun, tidak mengurangi nilai keseriusannya.
Lalu, kenapa ada yang takut dengan Anies? Hal ini karena adanya kemungkinan bahwa mantan Mendikbud ini akan berpeluang besar menjadi RI satu.
Sinyalemen itu, seperti diungkapkan sejumlah pakar politik, begitu terlihat dengan berbagai program yang dikeluarkan Anies di DKI. Mulai dari rumah DP nol persen, zona PPDB, heboh kasus prokes Petamburan, gelandangan “siluman” di jalan MH Thamrin, reklamasi museum Rasulullah, dan terakhir balap formula E.
Menariknya, dari sederet kasus itu, tak satu pun yang terbukti menyalahi aturan. Dan yang lebih menarik lagi, pihak yang menyoal itu selalu itu-itu saja.
Padahal, untuk lolos RI 1 bukan jalan mudah buat Anies. Ia tidak punya partai. Ambang batas capres pun masih bertengger di angka 20 persen. Beberapa lembaga survei pun menyebut Anies memiliki elektabilitas di bawah calon-calon lain.
Lalu, kenapa takut Anies? Sepertinya pihak-pihak ini belajar dari kasus Pilkada DKI lalu. Saat itu, Anies juga tidak punya partai. Saat itu, elektabilitas Anies juga di bawah calon-calon lain.
Namun siapa sangka, angin perubahan datang tiba-tiba. Angin itu berhembus kuat menumbangkan calon-calon lain, sekaligus menyisakan Anies Sandi sebagai yang terpilih.
Hal yang dianggap amazing itulah yang masih melekat pada sosok Anies Baswedan. Dan tidak tertutup kemungkin, hal itu akan terulang di 2024 mendatang.
Tapi kenapa cuma Anies yang ditakuti? Kenapa calon-calon lain tidak? Masalahnya karena Anieslah yang paling tidak bisa diajak “kompromi” oleh para saudagar taipan saat ini. Setidaknya, hal itu terbukti dari mangkraknya reklamasi pantai Jakarta yang bernilai ratusan trilyun milik mereka.
Semoga keanehan dan kedegilan permainan politik ini tidak berlanjut. Rakyat sudah muak dengan elektabilitas semu yang bermodal pencitraan. Rakyat butuh pemimpin yang cerdas sekaligus berintegritas. [Mh]