Chanelmuslim.com – Apa yang kita pikirkan tentang penyandang down syndrome ? Umumnya kita berpikir para penyandang down syndrome tidak akan dapat sukses atau menjadi seperti orang yang normal kemudian sukses dalam salah satu bidang. Nah, lebih baik kita berpikir ulang, karena Hiba Al Shurafa mematahkannya dan ia muncul di Gaza negeri yang mengalami intimidasi selama berpuluh-puluh tahun.
Hiba Al Shurafa (26 tahun) adalah penyandang down syndrome yang saat ini menjadi guru bagi anak-anak penyandang down syndrome dan ABK di bagian timur Kota Gaza. Bagi seorang guru yang normal pun terkadang sulit dan enggan untuk menjadi tenaga pengajar bagi anak-anak down syndrome, namun Hiba tetap bertahan karena menjadi guru adalah passion-nya.
Baca Juga: Down Syndrome Tidak Menghalangi Rawan Dweik Jadi Penghafal Al-Qur’an
Hiba Al Shurafa Mematahkan Stigma Penyandang Down Syndrom Tidak Bisa Sukses
Hiba Al Shurafa awalnya adalah murid di Right to Live Society, sebuah yayasan yang khusus menaungi anak-anak down syndrome dan berkebutuhan khusus di Gaza. Right to Live Society merupakan satu-satunya yayasan dengan dedikasi khusus pada down syndrome di Palestina, saat ini yayasan tersebut menaungi kurang lebih 400 anak penyandang down syndrome ini. Disana anak-anak diajarkan untuk dapat menciptakan gaya hidup yang produktif dan bersosialisasi.
Keberhasilan Hiba Al Shurafa tidak terlepas dari dukungan keluarganya. Wanita kelahiran Uni Emirat Arab ini telah diketahui menderita down syndrome sejak lahir, orang tuanya kemudian mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk membesarkan anak penyandang down syndrome.
Saat Hiba berusia enam minggu ibunya membawa ke the Emirate of al-Sharjah, yang sekarang dikenal dengan nama The Sharjah City for Human Services. Disana ia belajar bagaimana menangani anak dengan down symdrome dan apa yang harus diperhatikan ketika membesarkan anak dengan kondisi tersebut. Ibunya pun kemudian meminta temannya yang tinggal di Inggris untuk mengirimkan berbagai buku, majalah dan panduan yang berkaitan dengan down syndrome dan ayahnya yang menerjemahkannya.
Dalam sebuah wawancara dengan electronicintifada.net, Hiba menceritakan bahwa ia awalnya kesulitan untuk men-transfer informasi pada anak-anak, tapi kini ia merasa nyaman.
Mengajar di lingkungan dengan anak-anak down syndrome tentunya lebih dari sekedar men-transfer informasi. Hiba pun melatih anak-anak secara fisik untuk melemaskan otot-ototnya sehingga dapat memegang pulpen.
Layaknya seorang guru, kadang ada saatnya semangat naik turun. Hiba menceritakan saat yang tersulit adalah ketika ada masalah diantara sesama murid. Ada murid yang cukup sulit untuk ditenangkan.
Right to Live Society telah 20 tahun berdedikasi untuk membantu anak-anak down syndrome di Gaza. Kunci dari keberhasilan Hiba Al Shurafa adalah orang tua dan lingkungan yang mendukung. Mindset dari orang-oranglah yang seharusnya dapat dirubah, bahwa anak-anak down syndrome atau berkebutuhan khusus bukanlah hambatan. (w)
Sumber : https://electronicintifada.net/content/gaza-teacher-challenges-stigma-down-syndrome/16431