ChanelMuslim.com—Lima kali dipanggil dan diperiksa tim penyidik dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, mantan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan akhirnya dinyatakan sebagai tersangka.
Pemeriksaan kelima yang berlangsung dari pagi hingga malam, Kamis (27/10/2016), berakhir dengan penahanan Dahlan karena disangka terkait korupsi penjualan aset negara yang dikelola PT Panca Wira Usaha (PWU), Badan Usaha Milik Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Dia kala itu menjabat sebagai direktur utama di perusahaan plat merah tersebut.
Dahlan, seperti biasa tampak santai dalam menanggapi penetapan dirinya sebagai tersangka dengan tersenyum lebar. “Saya tidak kaget,” terangnya kepada awak media, sebelum dirinya masuk ke dalam mobil tahanan.
Dia menganggap kasusnya jarang terjadi, dimana dirinya merasa tak memikirkan gaji, hanya lantaran menandatangani dokumen yang disodorkan anak buahnya. “Biarlah sekali-kali terjadi, seseorang yang mengakui setulus hati. Dirut BUMD yang tanpa digaji 10 tahun, tanpa mendapat fasilitas apapun, harus jadi tersangka yang bukan karena makan uang, bukan karena terima sogokan, tapi karena menandatangani dokumen yang disiapkan anak buah,” katanya.
Dahlan dalam kasus ini dianggap bertanggung jawab atas penjualan aset PT PWU yang ia pimpin dari tahun 2000-2010. Dua dari sekian aset yang dijual diantaranya, diduga kuat bermasalah dalam proses pelepasannya. Kedua aset tersebut berada di daerah Kediri dan Tulungagung. Transaksi penjualannya sendiri terjadi pada tahun 2003.
Penyidik Kejaksaan menduga penjualan aset tersebut cacat hukum sejak proses awal, dimana penjualan dilakulan tanpa melalui prosedur yang ditentukan. Selain itu, penyidik juga menengarai aset yang dijual saat itu harganya di bawah angka pasaran. Diduga kuta uang hasil penjualan aset tidak semuanya dimasukkan ke dalam kas perusahaan PT PWU.
Kejati Jawa Timur menahan Dahlan Iskan dengan alasan agar tidak terjadi penghilangan barang bukti. “Alasan penahanan agar (tersangka—red.) tidak menghilangkan barang bukti, supaya prosesnya cepat dan tidak mempengaruhi saksi-saksi,” kata Asintel Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Edi Birton usai memberikan status tersangka kepada pemilik media di bawah payung Jawa Pos grup itu. (mr/dari berbagai sumber)