ChanelMuslim.com – Sebelum melakukan suatu hal, seperti beribadah, kita sudah terbiasa untuk melafalkan niat dengan ucapan. Namun, tidak jarang kita lupa bahwa sebenarnya niat itu merupakan suatu hal yang harusnya berasal dari dalam hati.
Baca Juga: Nilai Jodoh Itu Bergantung pada Niatnya
Niat bukan Sekadar pada Ucapan
Dalam artian, selain menguatkan pada ucapan, kita juga harus menanamkan niat yang kuat pada hati. Dikutip channel telegram @manhajulhaq, yang dimaksud niat bukanlah mengucapkan nawaitu (aku berniat), tetapi lebih daripada itu, yaitu niat merupakam kesadaran hati seiring pembukaan dari Allah.
Adakalanya mudah bagi yang dimudahkan karena hatinya dekat kepada Allah. Adakalanya sulit karena hatinya dipenuhi oleh ambisi dunia.
Peran niat terhadap amalan sangat fundamental. Apabila amalan diibaratkan sebagai cabang maka niat adalah pangkalnya.
Kualitas amalan sangat dipengaruhi oleh niat, sah tidaknya, sempurna kurangnya, berpahala tidaknya semuanya bergantung dengan niat.
Sebanyak apapun amal ketaatan bila tidak dilandasi niat yang tulus karena Allah maka tidak akan berguna.
Hal ini telah diperingatkan oleh Rosulullah dari Umar bin Al-Khotthob:
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى
“Hanyalah nilai setiap amalan itu bergantung dengan niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai yang dia niatkan.” (HR. Al-Bukhori 1 dan Muslim 1907)
Selain itu, suatu ketika, Ibnu Umar mendengar seseorang yang melisankan di dalam ihromnya:
اللهم إني أريد الحج أو العمرة
“Ya Allah, sesungguhnya aku ingin menunaikan haji atau umroh.”
Maka Ibnu Umar berkata, “Apakah engkau sedang mengajari orang-orang? Bukankah Allah mengetahui niat yang ada di dalam hatimu?” (Riwayat Al-Baihaqi 5/40)
Dari sini kita mengetahui, bahwa niat tempatnya di hati bukan di lisan. Niat esensinya tekad yang kuat di dalam hati dan tulusnya niat yang dicari hanya keridhoan Allah.
Ditinjau dari jenisnya, niat terbagi menjadi dua macam yaitu “niyyatul ‘amal” (niat amal) dan “niyyatul ma’mul lahu” (niat ma’mul).
Niat amal untuk membedakan kebiasaan dengan ibadah. Contohnya seperti mandi junub dengan mandi biasa sehari-hari maka keduanya dibedakan oleh niat.
Niat amal juga membedakan antara ibadah yang satu dengan ibadah yang lain seperti sholat sunnah qobliyyah shubuh dengan sholat shubuh. Keduanya sama-sama dua rokaat dan dikerjakan pada waktu yang sama sedangkan yang membedakannya adalah niat.
Baca Juga: Niat Wakaf untuk Orang yang Sudah Wafat
Niat Ma’mul terkait Keikhlasan Hati
Sedangkan niat ma’mul terkait keikhlasan hati yaitu beribadah murni niatnya hanya mengharap keridhoan Allah bukan keridhoan manusia.
Niat amal umumnya sering dijumpai dalam literatur fiqh dan ini kebanyakannya ucapan para fuqoha. Adapun niat ma’mul ini yang sering disinggung oleh para salaf.
Seluk beluk niat termasuk menu utama yang harus dipelajari oleh para tholabatul ilmi. Yahya bin Abi Katsir menasehatkan:
تعلموا النية فإنها أبلغ من العمل
“Pelajarilah oleh kalian niat karena sesungguhnya ia lebih menyampaikan kepada tujuan daripada amalan.” (Hilyatul Awliya’ 3/70)
Sahabat Muslim, semoga kita bisa menjadi pribadi yang memiliki niat kuat dalam beribadah kepada Alalh bukan hanya pada ucapan, tetapi juga di dalam hati. [Cms]