ChanelMuslim.com -Namanya adalah Ummu Kultsum binti Abu Bakar ash-Shiddiq al-Qurasyiyah at-Taimiyah. Ibunya bernama Habibah binti Kharijah. Saudari dari Zaid bin Kharijah.
Ia bukanlah seorang sahabat. Karena ia lahir setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tentang ibunya, saat Abu Bakar sedang sakit menjelang wafatnya, ia berkata pada Aisyah, “Aku yakin bayi yang sedang dikandung putri Kharijah adalah bayi perempuan.” Ummu Kultsum pun lahir setelah ayahnya, Abu Bakar, wafat. Dan apa yang dikatakan Abu Bakar, termasuk karomah yang beliau miliki.
Bersama Aisyah
Diriwayatkan dari Nafi’, Salim bin Abdullah bin Umar mengabarkan bahwa Ummul Mukminin Aisyah mengirimnya pada saudarinya, Ummu Kultsum binti Abu Bakar.
Aisyah berkata, “Susuilah dia sepuluh kali susuan sehingga ia bisa bebas masuk menemuiku.” Salim berkata, “Lalu Ummu Kultsum menyusuiku tiga kali. Setelah itu ia sakit. Sehingga tidak menyusuiku lebih dari tiga kali susuan. Aku pun tidak bisa bebas masuk menemui Aisyah karena Ummu Kultsum tidak genap menyusuiku sepuluh kali susuan.”
Baca Juga:Kisah Rasulullah Menikah dengan Aisyah ra.
Kisah Ummu Kultsum binti Abu Bakar, Adik Aisyah binti Abu Bakar
Menolak Lamaran Umar bin al-Khattab
Diriwayatkan bahwasanya Umar bin al-Khattab melamar Ummul Kultsum binti Abu Bakar. Ia ajukan lamaran tersebut lewat Aisyah sang kakak yang diamanahi ayahnya untuk mengurus adik kecilnya itu.
Saat itu Ummu Kultsum masih begitu belia. Mengetahui Umar melamarnya, ia menolak. Karena usia yang terlampau jauh memiliki dunia yang berbeda.
Aisyah mengabarkan hal ini kepada Amr bin al-Ash. Amr berkata, “Cukup aku sebagai perwakilanmu.” Lalu Amr menemui Umar. Ia berkata, “Amirul mukminin, kudengar engkau berencana menikah”? “Iya”, jawab Umar. “Menikah dengan siapa”? tanya Amr lagi. “Ummu Kultsum binti Abu Bakar.” Jawab Umar.
Amr berkata, “Amirul mukminin, dia itu wanita yang masih sangat belia. Dia bisa berselisih denganmu setiap hari.” Umar berkata, “Aisyah yang memerintahkanmu untuk mengatakan ini”?
Lalu Thalhah bin Ubaidllah menikahi Ummu Kultsum. Ali berkata pada Thalhah, “Apakah kau mengizinkanku mendekat pada kelambu (yang di dalamnya terdapat Ummu Kultsum)”? “Iya”, jawab Thalhah. Lalu Ali berkata pada Ummu Kultsum, “Yang satu ini, engkau telah menikah dengan seorang pemuda dari sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” [Ln]