ChanelMuslim.com- Selain menabung, salah satu cara mengamankan keuangan untuk jangka panjang yaitu dengan berinvestasi. Bentuk investasi di perusahaan bermacam-macam, yaitu bisa berupa reksadana, obligasi, saham, emas, atau barang bermerk, demi mendapatkan keuntungan atau penambahan nilai di kemudian hari.
Dengan berinvestasi, imbal hasil yang didapatkan biasanya lebih besar daripada menabung karena dapat membantu investor menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi setiap tahunnya.
Meski pada dasarnya mirip seperti menabung, saat berinvestasi kita tidak boleh pasif karena ada beberapa hal yang juga harus kita awasi terus.
Kalau kamu tidak memahami prinsipnya, akan susah untuk balik modal saat berinvestasi.
Yuk simak tips berinvestasi bagi pemula, dikutip dari Antara, Selasa (14/09/2021) yang dirangkum oleh Tim Analis Bank Oversea-Chinese Banking Corporation (OCBC) NISP di bawah ini!
Baca Juga : Mengenal Investasi Reksadana, Deposito, atau Sukuk Ritel
Tips Investasi bagi Pemula untuk Jangka Panjang
Komitmen
Ada proses dan langkah-langkah yang harus dilalui terlebih dahulu untuk bisa merasakan manisnya hubungan.
Begitu pula dengan investasi, untuk bisa merasakan hasil yang sepadan kita harus bersabar dan komitmen harus dikuatkan.
Apa saja bentuk komitmennya? Komitmen untuk menyisihkan uang secara rutin, komitmen waktu, hingga komitmen menghadapi risiko.
Pastikan punya cukup uang
Pastikan kebutuhanmu sudah tercukupi semua. Kamu juga perlu mengamankan dana darurat terlebih dahulu, apalagi di musim pandemi seperti saat ini, kondisi ekonomi semakin tak menentu.
Paling tidak, milikilah dana darurat tiga sampai enam kali dari penghasilan bulananmu.
Jangan sampai gara-gara kamu berinvestasi, kehidupan kamu jadi lebih menderita.
Dengan demikian, jika ingin berinvestasi, pastikan uangnya dari berasal dari “dana dingin” alias bukan uang untuk kebutuhan sehari-hari yang sifatnya mendesak.
Diversifikasi
Agar investasi kamu bisa cuan maksimal dengan risiko minimal, maka kamu harus melakukan diversifikasi, artinya, jangan habiskan dana kamu hanya untuk satu instrumen investasi.
Sebar dananya di berbagai instrumen yang berbeda, misalnya obligasi 70 persen, deposito 10 persen, saham 20% persen.
Apa tujuannya? Supaya meminimalisir kerugian apabila ada instrumen investasi yang sedang turun.
Ketahui tujuan investasi
Tujuan investasi memang utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan, tetapi motif spesifik setiap orang bisa berbeda-beda.
Ada yang ingin berinvestasi untuk tabungan jangka panjang, tetapi ada juga yang ingin berinvestasi untuk dijadikan media utama menambah kekayaan sebanyak-banyaknya.
Baca Juga : Satgas Waspada Investasi: Kenali Ciri-ciri Investasi Ilegal
Belajar, belajar, dan belajar
Saat berinvestasi, cobalah untuk mencari komunitas atau mentor yang bisa membimbingmu berinvestasi secara baik dan benar karena kita tidak menanam uang secara pasif, sehingga insting bisnis dan pasar investor pemula perlu sedikit diasah.
Pelajari profil risikomu
Setiap orang memiliki gaya berinvestasi dan menyisihkan uang yang berbeda-beda, tandanya profil risiko setiap orang tidaklah sama.
Ada orang-orang yang lebih suka berinvestasi langsung dengan nilai yang cukup besar, meskipun ia tidak bisa memastikan apakah 100 persen uangnya akan kembali, tetapi ia tahu jika uangnya kembali maka hasilnya juga akan lebih besar lagi. Ini berarti profil risikonya tinggi.
Namun, ada juga yang main aman dengan investasi kecil-kecilan, hasilnya juga tidak seberapa, tetapi konsisten ia bisa mendapatkan hasil setiap bulan, misalnya dengan bermain reksa dana. Ini berarti profil risikonya rendah.
Nah, berbagai tipe seperti ini harus dikenali dulu sebelum kamu berinvestasi!
Cek dan ricek legalitas perusahaan investasi
Saat berinvestasi pastikan perusahaan tempat kamu investasi itu legal dan wajib sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). [wmh]