Chanelmuslim.com – Amru bin Ash adalah seorang yang sangat cerdas, cepat tanggap dan memiliki pandangan jauh ke depan.
Disebutkan, bahwa jika Khalifah Umar melihat seseorang yang tidak pandai berpikir, ia menggosok kedua telapak tangannya dan berkata, “Subhanallah! Sesungguhnya, Pencipta orang ini dan Pencipta Amru bin Ash adalah Tuhan yang sama.”
Baca Juga: Masjid Tertua di Afrika, Masjid Amru bin Ash
Amru bin Ash Sangat Cerdas dan Penuh Semangat
la juga seorang pemberani. Dalam beberapa kasus, ia menggabungkan keberaniannya dengan kecerdikannya, hingga disangka pengecut atau penakut: Padahal ia punya banyak siasat yang ia pergunakan secara tepat untuk keluar dari kesulitan dan kehancuran.
Khalifah Umar mengetahui bakat yang dimiliki Amru, dan ia betul-betul memperhitungkannya. Ketika Umar mengirimnya ke Syam, sebelum ke Mesir, ada orang yang berkata kepada Umar bahwa tentara Romawi di Syam dipimpin oleh Arthabon (maksudnya, panglima yang lihai dan gagah berani). Maka, Khalifah Umar menjawab, “Kita hadapkan arthabon Romawi dengan arthabon Arab, dan akan kita saksikan bagaimana kesudahannya.”
Ternyata pertarungan itu berakhir dengan kemenangan mutlak bagi arthabon Arab dan ahli tipu muslihat arab, yaitu Amru bin Ash. Sang arthabon Romawi meninggalkan tentaranya yang kalah dan melarikan diri ke Mesir, yang tak lama setelah itu Amru menyusul ke Mesir untuk mengibarkan bendera Islam di seluruh wilayahnya.
Andai saja Amru bin Ash bisa menahan ambisinya pada jabatan, pasti ia bisa terbebas dari beberapa kasus yang menyulitkan posisinya. Meskipun ambisinya ini, dalam batas tertentu, merupakan ekspresi dari karakternya yang penuh semangat dan gejolak.
Bahkan bentuk tubuh, cara berjalan dan gaya bicaranya, memberi isyarat bahwa ia diciptakan untuk menjadi pemimpin.
Disebutkan bahwa pada suatu hari, Khalifah Umar bin Khaththab melihatnya datang. la tersenyum melihat caranya berjalan itu, lalu berkata, “Tidak pantas bagi Abu Abdullah (Amru) berjalan di muka bumi kecuali sebagai pemimpin.
Sungguh, sebenarnya Amru sudah memenuhi hak dirinya itu. Bahkan, saat kaum muslimin sedang menghadapi peristiwa-peristiwa penting, Amru menghadapi peristiwa-peristiwa itu dengan cara seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang cerdik, lihai dan memiliki banyak kemampuan, yang menjadikannya percaya diri dan yakin akan kelebihannya itu.
Disamping itu, ia juga memiliki sifat amanah, yang menyebabkan Umar bin Khaththab yang terkenal amat teliti dalam memilih gubernur-gubernurnya, memilih Amru sebagai gubernur Palestina dan Yordania, kemudian sebagai gubernur Mesir.
Bahkan, ketika Khalifah Umar mengetahui bahwa tarafhidup Amru sudah melebihi batas yang ditetapkan bagi para pejabatnya, di mana mereka diharapkan tidak jauh berbeda dengan taraf hidup rakyatnya, Khalifah Umar tidak memecatnya, tetapi mengutus Muhammad bin Maslamah untuk membagi dua semua kekayaan Amru. Separuh untuk Amru dan separuh untuk baitul-mal (kas negara).
Seandainya Khalifah Umar mengetahui bahwa ambisi Amru terhadap jabatan sampai menyebabkannya lalai terhadap tanggung jawabnya, pasti sikapnya yang sangat hati-hati itu tidak akan membiarkan Amru memegang satu jabatan pun.
Banyak peristiwa yang menjadi saksi kecerdasan dan kecerdikan Amru. Tidak termasuk sikapnya terhadap Abu Musa al-Asy’ari di peristiwa Tahkim, ketika keduanya telah mencopot Ali dan Mu’awiyah, lalu menyerahkan proses pemilihan Khalifah melalui syura kaum muslimin. Abu Musa melaksanakan hasil kesepakatan, sementara Amru tidak melaksanakannya.
Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Ithishom