ChanelMuslim.com – Sakit telinga jadi gejala Covid-19 varian delta. Seperti diketahui, gejala-gejala yang umum dirasakan apabila terpapar Covid-19 adalah seperti gangguan pernapasan, hilangnya kemampuan indra perasa, dan semacamnya.
Baca Juga: Varian Delta Sebabkan Karyawan Facebook Tertunda Masuk Kantor
Penyebab Sakit Telinga jadi Gejala Covid-19
Varian Delta pertama kali ditemukan di India, Oktober 2020 dengan tingkat penularan virus mencapai 30–100%.
Virus ini lebih mudah menular dari varian Alfa dan potensi peningkatan risiko dibutuhkannya rawat inap hampir dua kali lipat dari varian Alfa.
Varian Delta dari virus Corona adalah varian yang paling mudah menular dan menyebar dengan cepat.
Sejak awal ditemukan kasus hingga Juni 2021, infeksi varian Delta sudah menyebar ke-74 negara dan bahkan sudah menjadi varian dominan di India dan Inggris.
Infeksi virus Corona varian Delta diketahui lebih sering ditemukan pada orang dewasa muda.
Di Inggris, penelitian menemukan bahwa anak-anak dan orang dewasa di bawah umur 50 tahun hampir tiga kali lebih berisiko untuk terinfeksi varian ini.
Saat ini, gangguan pendengaran atau sakit telinga juga menjadi salah satu gejala Covid-19 varian delta yang patut diwaspadai.
Apabila mengalami gangguan pendengaran yang parah, maka segeralah memeriksakan diri.
Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan, dan Kepala Leher (THT-KL) Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, dr. Anton Sony Wibowo, Sp.T.H.T.K.L., M.Sc., FICS., menjelaskan penyebabnya adalah karena gangguan saraf pendengaran (sensorineural hearing loss).
Telinga akan mengalami berdengung dan menyebabkan kemampuan pendengaran menurun.
Studi kasus Uranaka et al., tahun 2020 juga menyatakan tempat menempel virus Covid-19 pada telinga tengah dan telinga dalam.
Hal tersebut seperti mekanisme yang mirip pada kerusakan saraf pembau, tetapi pada kondisi ini terjadi pada saraf pendengaran dan organ pendengaran.
Akan tetapi, sebenarnya masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait gangguan pendengaran dengan Covid-19.
Hanya saja, sudah banyak laporan kasus yang menjelaskan dampak dari Covid-19 terhadap pendengaran.
Baca Juga: Varian Delta Picu Kembalinya Covid-19 ke Wuhan
Penyebab Lain yang Mungkin Terjadi
Oleh sebab itu, waspada itu harus, tetapi jangan panik dan cepat-cepat mendiagnosis diri kita terkena Covid-19 apabila merasa sakit telinga.
Setidaknya, terdapat empat penyebab lain yang mungkin terjadi mengapa telinga kita bisa sakit.
Pertama, infeksi telinga. Penyebabnya adalah penyumbatan atau pembengkakan di saluran eustachius. Penyebab sumbatan bisa karena pilek, merokok, ada alergi, atau bahkan produksi lendir berlebihan.
Gejala yang dirasakan apabila telinga kita infeksi adalah berkurangnya kemampuan pendengaran, nyeri di telinga bagian dalam, dan keluar cairan berupa nanah dari telinga.
Kedua, tinnitus. Gejalanya adalah suara berdenging di dalam telinga dan suara bukan berasal dari luar.
Penyebab terjadinya adalah karena bertambahnya usia, konsumsi obat tertentu, sampai infeksi telinga.
Ketiga, penyakit meniere. Gejalanya seperti pusing yang secara tiba-tiba. Penyebabnya karena ketidakseimbangan cairan di telinga bagian dalam.
Terakhir, barotrauma telinga, yaitu ketika telinga kita merasakan nyeri, tidak bisa mendengar, dan kepala terasa pening.
Penyebabnya adalah perubahan tekanan udara. Biasanya, dialami oleh mereka yang sering mendaki gunung, naik pesawat, dan menyelam di kedalaman tertentu.
Sahabat Muslim, itulah penjelasan terkait sakit telinga yang menjadi gejala Covid-19. Mari kita selalu menjaga kesehatan diri kita, selalu waspada, tetapi tidak panik, dan hindari mendiagnosis diri sendiri karena akan membuat pikiran kita menjadi terganggu, sehingga bisa memengaruhi kekebalan tubuh. [Cms]
Referensi:
1. Ika, 2021. “Dokter RSA UGM Jelaskan Gangguan Pendengaran pada Pasien Covid-19”. ugm.ac.id diakses pada 4 September 2021
2. Dewi Nurfitriyana & dr. Pitoyo Marbun. 2021. “Waspada! Gangguan Pendengaran jadi Salah Satu Gejala Covid-19”. gooddoctor.co.id diakses pada 4 September 2021
3. dr. Sienny Agustin. 2021. “4 Penyebab Sakit Telinga yang Biasa Terjadi”. alodokter.com diakses pada 4 September 2021