ChanelMuslim.com – H.M. Rasjidi seorang tokoh Islam yang sangat teguh memegang prinsip keislaman. Ia sangat menentang sekularisme, meskipun dalam riwayat pendidikannya ia banyak menimba ilmu di Barat, yaitu Universitas Sorbonne Paris dan McGill University, Montreal, Kanada. Namun, ia tetap tegas menolak produk pemikiran Barat yang bertentangan dengan Islam.
Dilansir dari jejakislam.net, Munawir Sjadzali pernah menyatakan alasan dukungannya dalam sambutan penerbitan buku 70 Tahun Prof. Dr. H.M. Rasjidi, “Pertama, beliau adalah Menteri Agama RI yang pertama; kedua, beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan; dan ketiga, beliau adalah seorang ilmuwan Islam dan cendekiawan Muslim yang tangguh dan berwatak.” ungkapnya.
Baca Juga:Bicara Nilai Kebangsaan dan Persaudaraan, Wakil Menteri Agama Buka Mukernas XIII Wahdah Islamiyah
H.M. Rasjidi, Menteri Agama Pertama RI
Haji Mohammad Rasjidi diangkat sebagai Menteri Agama yang pertama pada 3 Januari 1946. Saat pidato pengangkatannya pada tanggal 4 Januari 1946 ia mengatakan bahwa tujuan berdirinya Kementerian Agama adalah untuk memelihara dan menjamin kepentingan agama serta pemeluk-pemeluknya.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 29 ayat 1, Kementerian Agama hanya mengurus Agama dan tidak mengurus aliran kepercayaan yang merupakan budaya. Sedangkan cakupan Kementerian Agama ini lebih luas dari Kementerian Wakaf yang ada di negeri-negeri Arab.
Rasjidi juga melakukan usaha-usaha meraih kemerdekaan bangsa Indonesia dengan jalan diplomasi RI di Timur Tengah. Perjuangan diplomasi ini membuahkan hasil berupa diakuinya kedaulatan Indonesia dari negara-negara anggota Liga Arab sebelum negara lainnya.
Selain itu, Rasjidi memiliki perhatian yang sangat mendalam dalam membangun tradisi ilmiah Islam. Munawir Sjadzali mengatakan salah satu sisi mengesankan pada sosok Rasjidi sebagai ilmuwan Islam yang berbobot, adalah keyakinannya yang mutlak terhadap kebenaran Islam dan penguasaannya tentang ilmu ke-Islaman yang utuh dan lengkap serta didukung oleh pengenalan yang cukup dengan cabang-cabang ilmu pengetahuan yang lain khususnya penguasaannya terhadap filsafat.