ChanelMuslim.com – Sindrom kepala meledak atau Exploding Head Syndrome (EHS) menjadi kondisi medis yang harus benar-benar diperhatikan oleh semua Sahabat Muslim. Tidak seperti sakit kepala atau pusing biasa, sindrom ini akan membuat penderitanya merasakan seperti mendengar suara ledakan yang sangat keras.
Baca Juga: Cara Mengatasi Terlalu Sering Sakit Kepala
Gejala Sindrom Kepala Meledak
Dilansir laman primayahospital.com, Dokter Spesialis Saraf Primaya Evasari Hospital, Dr. Lilir Amalini, Sp. S, CFIDN menjelaskan bahwa gejala sindrom ini tidak seperti namanya, karena penderita EHS tidak merasakan nyeri kepala.
Pada sindrom ini, penderita akan merasa mendengar suara yang amat keras seperti ledakan bom, petasan, tembakan atau petir yang menggelegar sesaat sebelum tidur atau saat terbangun di malam hari.
Pada umumnya, penderita EHS terbangun dengan rasa ketakutan dan bisa disertai melihat kilatan cahaya ataupun kedutan pada otot.
Para ahli menyatakan ada beberapa kemungkinan penyebab sindrom kepala meledak, seperti kejang parsial pada bagian lobus temporal otak, pergeseran bagian kecil dalam tuba eustachius di telinga tengah ataupun stres atau kecemasan yang berlebihan.
Kemudian, sindrom ini merupakan salah satu bentuk parasomnia, yaitu hal-hal yang tidak seharusnya terjadi dalam siklus tidur.
Menurut Dokter Lilir dari literatur yang didapatkan bahwa wanita lebih sering mengalaminya dibanding laki-laki, walaupun sampai saat ini belum diketahui jumlah pastinya.
Ditemukan usia paling muda 10 tahun, tetapi pada usia diatas 50 tahun lebih banyak terjadi.
Terdapat penyeban lain dari suara keras yang terdengar, seperti penyakit gangguan tidur lainnya, efek samping obat yang sedang diminum, kondisi psikologis lainnya ataupun akibat dari penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang.
Baca Juga: Ini Resep JSR Atasi Sakit Kepala dan Haus Berlebihan saat Berpuasa
Tips Menghindarinya
Dokter Lilir pun juga menuliskan bagaimana cara kita menghindari sindrom ini. Tipsnya adalah karena EHS dapat terjadi saat kita kurang tidur, maka dianjurkan cukup tidur yaitu 6-8 jam tiap malam.
Selain itu, lakukanlah relaksasi seperti berjalan kaki sejenak, membaca sebelum tidur, mandi air hangat, beribadah atau apapun yang bisa membuat kita rileks.
Terakhir, hindari alkohol karena dapat menyebabkan gangguan tidur. Apabila benar-benar mengganggu, maka segera periksakan diri ke dokter dan kemungkinan dokter akan menyarankan pemeriksaan Polysomnography (PSG).
PSG adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa gangguan tidur. Alat tersebut akan merekam gelombang otak, denyut jantung, pola nafas serta gerakan tangan dan kaki selama tidur.
Sahabat Muslim, semoga tulisan Dokter Lilir di atas makin membuat kita mengenal sindrom kepala meledak dan menyadari betapa pentingnya tidur yang cukup. [Cms]