ChanelMuslim.com- Seorang pengendara sepeda motor nyaris menabrak seorang bapak yang menyeberang jalan sangat sembrono. Sang pengendara marah-marah.
“Pak, kalau nyeberang lihat-lihat, dong. Jangan asal lewat saja. Kalau saya nggak hati-hati, bapak bisa celaka!” ungkap sang pengendara melampiaskan kemarahannya.
Di tepian jalan, sang bapak hanya terdiam sambil menundukkan kepala. Sedikit pun ia tidak bereaksi dengan marah sang pengendara.
Tiba-tiba, seorang ibu menghampiri bapak yang nyaris tertabrak tadi. “Ya ampun, Pak. Bapak nyeberang jalan sendiri? Kenapa nggak tunggu ibu dulu,” ucap ibu itu sambil meraih tangan si bapak.
“Maaf, ya, Pak,” ucap ibu itu sambil menoleh ke arah pengendara. “Bapak ini tidak bisa melihat,” tambahnya sambil menuntun arah jalan bapak buta tadi.
**
Suatu malam, seorang ibu mendengar panggilan tamu dari balik pagar. “Paket…, paket!” ucap tamu itu yang rupanya seorang kurir.
Ibu itu agak panik mencari kunci pintu. Ia sudah mencari di laci meja di mana tempat kunci itu biasa berada, tapi kunci tidak ada.
Teriakan ‘paket’ beberapa kali lagi kian membuat ibu itu lebih panik. “Ya sebentar!” ucapnya sekenanya.
“Kunci pintu kok nggak ada di laci?” tanya ibu itu ke anak-anaknya yang asyik pegang hape. Tapi, anak-anaknya hanya menggeleng pelan.
“Ayo cepat cari!” bentak sang ibu ke anak-anaknya. Spontan sang anak mencari kesana dan kemari. Tapi kunci tak kunjung dijumpai.
“Mangkanya, kalau ‘taro’ kunci di laci. Jangan di mana-mana!” masih suara keras sang ibu ke anak-anaknya yang sedang sibuk mencari kunci.
Ketika sang ibu menuju ke pintu untuk mengatakan ke kurir agar menunggu, ia agak terkejut. Ia merasa bersalah. Pasalnya, kunci itu masih menempel di pintu.
**
Seorang bapak memarahi puterinya yang telat pulang dari rumah teman. Berondongan kata-kata pedas menjadikan puterinya tak sempat berucap sepatah kata pun.
“Kan Bapak sudah bilang, pulangnya jangan sampai malam. Jangan suka keluyuran. Rumah temanmu kan dekat. Kenapa jam segini baru pulang?” ungkap sang bapak sangat emosi.
“Mulai besok, kamu nggak boleh kemana-mana lagi. Kunci motornya bapak simpan!” ucapnya kemudian.
Keesokan paginya, seorang ibu datang ke rumah bapak yang memarahi puterinya itu. Setelah ditemui, sang ibu itu mengatakan, “Pak, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan puteri Bapak sewaktu berkunjung ke rumah saya.”
Ibu itu mengatakan lagi, “Kalau bukan bantuan puteri Bapak yang mau meminjamkan motornya, saya mungkin tidak ‘keburu’ mencari obat buat puteri kami yang kini dirawat di rumah sakit. Terima kasih, ya, Pak!” ucapnya lagi.
**
Tentu, masih banyak lagi kisah lain yang serupa itu. Kisah yang merangkai sebuah kesimpulan bahwa marah membuat seseorang menjadi begitu bodoh.
Tahan sejenak marah kita. Karena boleh jadi, marah telah menutup mata hati untuk melihat lebih jernih. Tunda marah sejenak sebelum segalanya menjadi penyesalan. [Mh]