ChanelMuslim.com- Menolong saudara muslim yang dizhalimi itu mungkin biasa. Tapi, bagaimana menolong yang berbuat zhalim?
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menasihati kita. “Tolonglah saudaramu yang dizhalimi atau yang berbuat zhalim.”
Para sahabat radhiyallahum ajma’in paham menolong saudara muslim yang dizhalimi. Tapi, bagaimana menolong saudara muslim yang melakukan kezhaliman.
Nabi mengajarkan cara menolongnya. Yaitu, dengan mencegah mereka dari berbuat zhalim.
Di sinilah rumitnya. Menolong saudara muslim yang dizhalimi berarti melawan musuh muslim. Musuhnya jelas, dan tindakannya pun jelas.
Namun mencegah saudara muslim melakukan kezhaliman, yang dicegah adalah saudara muslim sendiri. Tentu sangat berbeda jika yang dicegah pihak lain.
Banyak upaya yang mungkin dilakukan. Mulai dari menegur atau mengingatkan, menyadarkan, menenangkan, dan meluruskan niatan buruk yang masih bersemayam.
Secara teoritis memang terkesan sangat mudah. Tapi dalam pelaksanaannya, dibutuhkan banyak kebijakan.
Pertama, tegur saudara kita secara langsung, atau tidak melalui orang lain atau media lain.
Jangan sekali-kali menegur saudara kita melalui perantaraan orang lain. Karena hal ini bisa menimbulkan salah konteks. Begitu pun melalui media yang bisa memunculkan aneka penafsiran.
Tegurlah langsung secara tatap wajah. Karena dengan saling bertatap wajah, yang ditegur lebih mudah memahami maksud yang menegur.
Begitu pun ketika melalui media. Hindari teguran melalui media seperti surat elektronik. Karena hal itu juga bisa menimbulkan salah tafsir. Tegurlah langsung melalui telepon atau pesan suara. Karena intonasi juga mempengaruhi rasa bahasa.
Kedua, jangan tegur di depan orang banyak.
Tegurlah saudara kita secara langsung. Sentuh hatinya sehingga yang dimunculkan adalah kesadaran. Dengan menegur secara pribadi, yang ditegur tidak merasa dipermalukan.
Begitu pun jika dengan media elektronik. Jangan tegur saudara kita di forum grup atau orang banyak. Tegurlah secara khusus melalui jalur pribadi.
Ketiga, jangan dengan cara menggurui.
Tidak mungkin seorang muslim berbuat zhalim. Terlebih lagi dilakukan terhadap sesama muslim. Pasti ada sebab lain, bisa dari dalam diri seorang muslim atau dari pihak luar.
Dengan begitu, mendudukkan masalahnya tidak dengan melalui pelurusan terhadap semua hal. Seolah kita sedang mengajarkan tentang nilai Islam kepadanya.
Bukan itu. Fokus saja dengan hal teknis yang menjadi masalah. Dari situ, kaitkan dengan nilai-nilai Islam yang terlalaikan. Bukan dipukul rata seolah ia orang bodoh yang butuh kuliah dan ceramah.
Keempat, tutup aib tentang kasus itu.
Langkah ini juga bagian dari akhlak terhadap sesama muslim. Maafkan apa yang telah ia lalaikan. Dan kemudian tutup. Jangan sampai bocor ke orang lain.
Dengan begitu, kehormatan seorang muslim tetap terjaga meskipun ia pernah berbuat zhalim. [Mh]