HATI-HATI, pornografi ada di rumah kita. Dalam berbagai penelitian, sudah banyak yang menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa pornografi itu membuat anak kecanduan dan merusak otak anak.
Kerusakan otak anak akibat pornografi sama parahnya dengan kerusakan otak karena narkoba. Namun, tanpa kita sadari, ternyata sumber dari pornografi itu tidak jauh dari kita. Sumber itu bahkan ada di rumah kita sendiri.
Coba Bunda teliti baik-baik kondisi rumah Bunda, apa tersedia Wifi 24 jam, jaringan internet tak terbatas, TV berbayar, games dan HP yang dipegang anak ke mana pun mereka pergi tanpa kontrol selama 24 jam.
Jika semua fasilitas itu ada, Bunda perlu hati-hati terhadap dampak dari kemajuan teknologi itu, terkhusus jika Bunda memiliki anak laki-laki.
Bunda, para penyerang konten pornografi itu membidik anak laki-laki sebab mereka akan dengan mudah terangsang melalui penglihatannya.
Ingat Bun, anak laki-laki itu kelak menjadi pemimpin rumah tangga, pemimpin peradaban. Jika anak laki-laki rusak, bagaimana keberlangsungan kehidupan berbangsa di negeri ini, bagaimana keberlangsungan agama ini dan bagaimana nasib generasi penerus kita ke depan.
Sekali anak menonton konten porno, mereka akan merasakan keingintahuan yang lebih dalam lagi, terus lebih dalam lagi dan akhirnya mereka tidak bisa mengontrol, tidak bisa mengerem lalu mereka melakukan.
Bunda, dunia maya itu tak bertepi, mereka bisa bebas sebebasnya berselancar di dunia maya yang tak bertepi itu.
Baca Juga: Cara Mendidik Anak agar Terhindar dari Pornografi
Hati-Hati, Pornografi Ada di Rumah Kita
Maka Bunda harus hati-hati. Hati-hati saat semua fasilitas itu ada di rumahmu. Senantiasa dampingi mereka saat menonton televisi, apalagi sinetron-sinetron yang banyak ditayangkan di televisi kita itu, hampir semuanya tidak ramah anak.
Batasi dan dampingi saat mereka bermain game, berselancar di youtube atau saat mereka menggunakan sosmed. Jika Bunda tidak mampu mendampingi, lebih baik jangan sediakan semua fasilitas itu atau minimal batasi secara ketat.
Pastikan mereka menonton dan berselancar di internet dengan pengawasan orang tua. Jangan anggap ini sederhana Bun. Jangan biarkan anakmu terkena dampak pornografi yang bisa berakibat fatal di kemudian hari.
Proses Kecanduan Pornografi
Tanggal 25 Agustus 2018, saya dan suami diundang oleh pihak sekolah (kedua anak kami bersekolah di sana), menghadiri seminar tentang pornografi. Sebagai pembicara dalam seminar itu adalah Bunda Elly Risman.
Saya yakin Bunda sudah tahu ya sosok psikolog yang satu ini. Komentar saya luar biasa. Beliau mendedikasikan hidupnya untuk memikirkan anak-anak Indonesia. Bagi saya, dua jempol untuk Bunda Elly Risman.
Tulisan ini adalah pengembangan dari inspirasi yang Bunda Elly Risman sampaikan pada acara tersebut, yakni tentang proses kecanduan pornografi.
Bunda, pertama kali anak melihat gambar porno dengan ketidaksengajaan karena saya yakin pasti anak tidak pernah berpikir melihat pornografi sebelumnya.
Istilah ketidaksengajaan itu saya gunakan karena memang zaman ini hampir semua kanal-kanal informasi tercemar oleh pornografi. Dari media cetak, televisi, media online, sosial media termasuk juga games anak-anak.
Banyak games untuk anak-anak yang memiliki konten pornografi dan kekerasan. Dari situlah anak tidak sengaja melihat gambar atau film yang berbau pornografi.
Apa reaksi anak pada waktu itu, pastilah reaksinya kaget dan timbul ketidaknyamanan. Namun ada perasaan lain yang ada dalam diri anak yaitu kenikmatan dan rasa penasaran.
Apa yang baru saja anak lihat dengan ketidaksengajaan itu menggantung dalam pikirannya, lalu anak lebih berani mencoba lebih dalam lagi dan lebih menantang.
Hal tersebut untuk memenuhi rasa penasarannya dan sekaligus untuk memenuhi kehausan akan kenikmatan yang sebelumnya mereka rasakan.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk! Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Rumah Pintar Aisha: Juli 2021.