ChanelMuslim.com- Negara-negara yang menutup pintu masuk warga Indonesia terus bertambah. Setelah Hongkong, Taiwan, dan Jepang; pelan tapi pasti, negara-negara berikutnya menyusul.
Negara-negara yang berikutnya menyusul antara lain negara paling dekat Indonesia seperti Singapura, Filipina. Dan menyusul sebelumnya Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Tidak tertutup kemungkinan, negara-negara lainnya akan satu per satu menyusul. Hal ini seiring dengan kehebohan lonjakan Covid varian Delta yang kini dikabarkan “mengepung” Indonesia.
Hasil testing terakhir pada tanggal 14 Juli saja menunjukkan sebanyak 54.000 orang positif per hari. Begitu pun dengan angka kematian yang tidak kalah dengan India dan Brazil.
Pengamat Ekonomi, Rizal Ramli, pernah menyatakan, sebagai akibat dari tidak adanya kebijakan lockdown sejak awal yang dilakukan pemerintah, kini Indonesia mulai di-lockout oleh negara-negara sekitar.
Artinya, pilihan lockdown yang tidak diambil pemerintah disinyalir kian melonjaknya kenaikan Covid di tanah air. Karena lalu lintas manusia berjalan seperti biasa dari satu daerah ke daerah lain. Dan itu artinya, terjadinya “pemerataan” penyebaran Covid di seluruh daerah.
Kenapa pemerintah tidak mengambil pilihan lockdown? Menurut Rizal Ramli, karena pemerintah masih berhitung untuk membiayai warganya sebagai konpensasi dari dilarangnya aktivitas keluar rumah.
Seperti diketahui, kebijakan lockdown di sejumlah negara menjadikan pemerintah berkewajiban membiayai konsumsi warganya. Bahkan, membiayai panganan hewan milik warga.
Hampir semua negara seperti Amerika, negara-negara Eropa, Australia, Selandia Baru, Singapura, Malaysia, dan lainnya; menerapkan kebijakan lockdown demi menyetop aktivitas warganya.
Ada yang menarik dari lockdown di Malaysia. Pemerintah mengumumkan jika ada warganya yang mengalami kebutuhan darurat, cukup dengan memasang bendera putih di depan rumah.
Fenomena “luber”nya rumah sakit dan kelangkaan oksigen yang kini merebak di Indonesia mengingatkan dunia dengan yang terjadi di India beberapa waktu lalu.
Boleh jadi di mata dunia saat ini, wajah Indonesia seperti wajah India yang pernah kita pandang beberapa waktu lalu itu. Wajah yang memprihatinkan, sekaligus menakutkan.
Akankah lonjakan Covid bisa menurun di penghujung PPKM darurat 20 Juli mendatang? Jawabannya tampaknya masih belum menggembirakan.
Pemerintah bahkan menyiapkan skenario lebih darurat lagi. Yaitu, dengan memperpanjang masa PPKM darurat hingga enam pekan lagi. Dan itu artinya, rakyat belum bisa berdagang, bekerja seperti biasa, dan lainnya.
Semoga skenario ini memang juga diiringi dengan rencana kompensasi biaya sehari-hari masyarakat yang terpaksa tidak keluar rumah untuk mencari nafkah. Segala hal yang terbaik tentu yang kita harapkan untuk bangsa kita. [Mh]