ChanelMuslim.com – Direktorat Urusan Agama Turki akan mengadakan “Simposium Maulid Nabi Internasional” dengan tema, “Nabi Kami dan Masyarakat yang penuh kesetiaan” dari tanggal 29-31 Oktober mendatang
Para peserta akan membahas “kesetiaan” — salah satu kebajikan tertinggi bagi umat manusia.
Baca juga: Umat Islam Rayakan Maulid Nabi di Masjid Al-Aqsha
Dinamika dasar masyarakat beriman akan ditonjolkan dengan contoh-contoh dari kehidupan Nabi Muhammad, terutama dari perspektif Al-Qur’an dan sunnah – praktik dan tradisi nabi.
Simposium akan diadakan dalam bahasa Turki, Inggris dan Arab. Batas waktu pengiriman abstraksi adalah 20 Agustus.
Abstraksi yang diterima akan diumumkan 10 September dan program simposium akan diumumkan 27 Oktober.
Direktorat akan memutuskan dalam beberapa hari mendatang apakah simposium akan diadakan secara tatap muka atau online tergantung pada jalannya pandemi coronavirus.
Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang dalam tahun Hijriyah jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal. Kata maulid atau milad adalah dalam bahasa Arab berarti hari lahir . Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada nabi Muhammad SAW, dengan tujuan untuk membangkitkan kecintaan umat kepada nabi Muhammad serta meneladani sunnah Rasulullah baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan di lingkungan yang lebih luas.
Memperingati Maulid Nabi Muhammad berarti juga mengingat kembali sejarah lahirnya pemimpin besar dengan segala keteladanan yang dicontohkan. Beliau merupakan sosok yang baik hati, santun, figur terpercaya (Al-amin).
Para ahli sejarah, seperti Ibn Khallikan, Sibth Ibn Al-Jauzi, Ibn Kathir, Al-Hafizh Al-Sakhawi, Al-Hafizh Al-Suyuthi dan lainnya telah sepakat menyatakan bahwa orang yang pertama kali mengadakan peringatan maulid adalah Sultan Al-Muzhaffar. Namun juga terdapat pihak lain yang mengatakan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah orang yang pertama kali mengadakan Maulid Nabi. Sultan Salahuddin pada kala itu membuat perayaan Maulid dengan tujuan membangkitkan semangat umat islam yang telah padam untuk kembali berjihad dalam membela islam pada masa Perang Salib.
Hari itu menjadi hari libur nasional di beberapa negara mayoritas penduduk Muslim, termasuk Pakistan, Indonesia, Malaysia, Bangladesh, dan beberapa bagian di India.[ah/anadolu]