ChanelMuslim.com – Jabir bin Abdillah adalah salah satu Sahabat Rasulullah yang juga termasuk ke dalam barisan pemuda. Saat itu, beliau masih berumur 15 tahun, tetapi tekad dan semangatnya dalam mendukung serta mengikuti dakwah Rasulullah sangatlah besar.
Baca Juga: Amr bin Jumuh Syahid di Perang Uhud
Peserta Termuda Baiat Aqabah II
Jabir termasuk ke dalam peserta termuda Baiat Aqabah II
Dilansir channel telegram Generasi Shalahuddin, Baiat Aqabah adalah komitmen orang-orang Anshar yang sedang berhaji ke Makkah untuk membela Rasulullah.
Pembaiatan itu terjadi di bukit Aqabah dan dilakukan dengan sangat rahasia, sebab konsekuensinya sangat besar, yaitu bisa kehilangan harta bahkan nyawa apabila ketahuan oleh Musyrikin Quraisy.
Selain itu, Jabir termasuk yang paling sering mengikuti majelis ilmu Nabi bersama sahabat-sahabat muda lainnya seperti Abdullah bin Umar, Anas bin Malik dan Al Barra’ bin Azib.
Setelah Rasulullah wafat, Jabir menjadi rujukan ilmu bagi banyak orang, sebab ia termasuk 7 besar sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits, yaitu sebanyak 1540 hadits.
Jabir juga memiliki hafalan yang kuat dan mengikuti jihad Pembebasan Syam di bawah kepemimpinan Khalid bin Walid serta menjadi saksi Pembebasan Kota Damaskus.
Baca Juga: 3 Sahabat Remaja yang Hebat pada Masa Rasulullah
Jabir bin Abdillah Mencari Kebenaran Sebuah Hadits
Namun hal yang paling masyhur dari Jabir bin Abdillah adalah kecintaan beliau pada ilmu. Suatu hari, beliau mendengar seseorang menyampaikan hadits dari Rasulullah yang belum pernah ia dengar.
Lalu beliau bertanya, dari mana orang itu mendengarkannya. Orang itu menjawab bahwa ia mendengarnya dari Abdullah bin Unais yang saat itu sudah hidup di Syam.
Akhirnya, guna mengonfirmasi kebenaran hadits tersebut, Jabir langsung membeli seekor unta dan menempuh perjalanan selama 1 bulan ke Syam.
Sesampainya di sana, ia langsung mencari Abdullah bin Unais untuk bertanya kebenaran hadits yang ia dengarkan, dan ternyata benar bahwa Abdullah memang mendengar hadits itu dari Rasulullah.
Kita dapat melihat betapa bertekadnya Jabir mencari kebenaran suatu ilmu bahkan sampai rela melakukan perjalanan jauh.
Sahabat Muslim, semoga kita bisa meneladani Jabir yang semangat dalam menuntut ilmu dan yang terpenting adalah tidak langsung percaya kebenaran suatu ilmu atau berita begitu saja tanpa mengonfirmasi kebenarannya. [Cms]
(Tulisan ini juga diambil dari sumber Asadul Ghâbah fi Ma’rifati Ash Shahâbah, Al Ishâbah fi Ma’rifati Ash Shahâbah, dan Siyar A’lâm An Nubalâ’)