ChanelMuslim.com – Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri meninggal dunia Sabtu, (3/7/2021) di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Ia meninggal akibat Covid-19 disertai penyakit penyerta.
Baca Juga: Ekonom Senior INDEF Meninggal Dunia
Rachmawati Soekarnoputri Dimakamkan di TPU Karet Bivak
Dilansir Kompas.com, Rachmawati akan dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat. Hal tersebut disampaikan oleh Kapolsek Pasar Minggu, Kompol Bambang Handoko usai melakukan komunikasi dengan pihak keluarga dan ajudan Rachmawati.
“Beliau ini tidak dikebumikan (disemayamkan) di rumah duka nantinya, di Jatipadang itu. Jadi dari RSPAD langsung dimakamkan (TPU) Karet Bivak,” kata Kompol Bambang.
Ia mengatakan, pihaknya juga melakukan monitoring di kediaman Rachmawati. Hal ini dilakukan karena almarhumah merupakan tokoh publik dan termasuk dalam layanan secara VVIP.
Oleh sebab itu, antisipasi dilakukan karena adanya kemungkinan massa mendatangi kediaman atau rumah duka ketika keluarga melakukan tahlilan.
Rachmawati merupakan putri ketiga Presiden pertama Indonesia, Soekarno dan adik dari Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri.
Baca Juga: Mantan Ketua Umum DDII, Mohammad Siddik Meninggal Dunia
Selalu Berseberangan dengan Megawati Soekarnoputri
Walau memiliki hubungan darah, hal ini tidak serta merta membuat Rachmawati dan Megawati selalu memiliki sikap dan pandangan politik yang sejalan.
Dilansir Detik News, awal perbedaan sikap politik Rachmawati dengan kakaknya terjadi setelah Megawati memutuskan masuk PDI pada era Orde Baru.
Rachmawati tak setuju Mega masuk PDI. Putra tertua Soekarno, yakni Guntur, telah membuat kesepakatan dengan adik-adiknya, yaitu putra-putri Soekarno tidak akan berpolitik sebagai bentuk kekecewaan terhadap Soeharto, yang melebur PNI ke PDI. Namun, akhirnya Megawati bersedia masuk PDI pada 1980-an.
Selain itu, Rachmawati berpihak pada Gus Dur. Rachmawati pernah keras sekali menilai Megawati dan bahkan menyebut kakaknya pernah makar terhadap Gus Dur.
Alasannya adalah Ketika Gus Dur memerintah, Gus Dur sudah mengatakan memilih Chaeruddin Ismail sebagai Kapolri. Namun, Megawati melakukan insubordinasi pembangkangan terhadap Presiden. Dia justru memilih Bimantoro (Surojo Bimantoro).
Kemudian, mereka juga berbeda pandangan terkait pemilihan presiden tahun 2019 lalu. Rachmawati mendukung Prabowo, sementara Megawati mendukung Joko Widodo.
Selain berfokus pada politik, Rachmawati juga memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan pendirian Universitas Bung Karno. [Cms]