ChanelMuslim.com- Hidup dan mati Allah gambarkan dalam sebuah putaran. Ada putaran yang bertambah. Ada putaran yang berkurang. Dua-duanya sama-sama menuju titik nol.
Setiap yang bernyawa pasti mati. Dan segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Proses perjalanannya dalam dua fenomena putaran. Ada putaran jam yang bergerak ke arah kanan. Ada putaran bintang dan planet-planet yang bergerak ke kiri.
Putaran jam menunjukkan pertambahan. Dari angka nol ke satu, satu bergerak ke dua, dari dua ke titik tiga, dan seterusnya. Sementara putaran bintang dan planet menunjukkan arah perjalanan ke titik nol. Yang artinya, kehancuran total.
Tahun terdiri dari bulan. Bulan terdiri dari pekan dan hari. Dan hari merupakan akumulasi dari pertambahan jam, menit, dan detik. Setiap pergantian jarum jam merupakan pertambahan waktu: menuju hari, pekan, bulan, dan tahun.
Orang yang hanya melihat diri dan waktu seolah menunjukkan adanya pertambahan. Seolah usia terus bertambah. Seolah hidup keadaan akhir dari diri seseorang.
Seorang pujangga pernah mengatakan, “Aku ingin hidup seribu tahun lagi!” Makna ungkapan ini menunjukkan semangat. Optimisme.
Dan itulah yang ditunjukkan dalam putaran jam yang selalu bergerak dalam pertambahan. Atau putaran waktu yang bergerak ke kanan. Bukan putaran bintang dan planet yang bergerak sebaliknya.
Arah putaran ke kanan memberikan sinyal positif. Semangat untuk hidup. Semangat untuk mengakumulasi nilai-nilai hidup untuk hasil yang positif.
Bayangkan jika jarum jam bergerak ke kiri, atau pengurangan. Bergerak dari angka 12 ke 11, ke angka 10, terus ke 9, dan seterusnya.
Maka, kita akan menatap hidup ini dengan kacamata pesimistis. Seolah hidup ini pasif. Tidak akan ada semangat di situ. Yang ada hanya pasrah, diam, dan lesu.
Hal yang akan dirasakan manusia itu tentu tidak akan dirasakan bintang dan planet. Mereka tidak pernah pesimistis. Tidak pernah pasrah, diam, dan lesu. Mereka hanya bergerak sesuai yang Allah perintahkan. Yaitu, menuju ke titik nol.
Pertanyaannya, apa bedanya bergerak ke kanan dan ke kiri dalam sebuah putaran? Toh, hasilnya akan sama, yaitu menuju titik nol.
Jarum jam yang bergerak ke kanan dan memberikan kesan pertambahan, toh juga akan melewati titik nol. Sama dengan arah putaran bintang dan planet yang juga akan berakhir di titik nol.
Perbedaannya, titik nol dari putaran jarum jam terjadi setiap malam hari. Persis saat umumnya manusia terlelap dalam buaian “mati” sesaat. Mereka tidak menyadari pernah “mati”. Dan kemudian hidup lagi di pagi hari dengan arah waktu yang bertambah.
Sementara titik nol untuk bintang dan planet terjadi dalam ukuran makro, panjang, dan lama. Meskipun arahnya berlawanan dengan putaran jarum jam, manusia tidak akan menangkap itu dengan pesimis. Bahkan arah putaran itu baru diketahui manusia belakangan ini.
Jadi, silahkan tangkap makna hidup dalam kacamata optimis. Tetap bergairah dan semangat. Tapi, jangan lupa bahwa waktu tidak bergerak linier. Melainkan berputar.
Ada masanya hidup. Ada masanya kita akan berjumpa dengan mati. Isilah semangat, optimisme, dan gairahnya dalam bingkai meraih bekal untuk sesudah mati.
Karena, masa hidup yang begitu panjang sesudah mati, sangat ditentukan oleh masa hidup kita yang singkat saat ini. [Mh]