Pengertian Hisab dan Pembalasan
ALLAH subhanahu wa ta’ala menghadapkan hamba-hambaNya dan mengungkapkan kepada mereka perbuatan yang telah mereka lakukan dan perkataan yang mereka ucapkan para hari pembalasan.
Allah beberkan keimanan dan kekufuran, kelurusan dan penyimpangan, serta ketaatan dan kemaksiatan yang telah mereka lakukan dalam kehidupan di dunia, lalu Allah tunjukkan pahala dan siksa yang mereka peroleh atas perbuatan mereka itu.
Allah kemudian memberikan buku catatan amal mereka, di tangan kanan jika mereka orang yang saleh, dan di tangan kiri jika mereka orang yang bersalah. Demikianlah hisab.
Baca Juga: Mengenal Metode Rukyat Hilal dan Hisab dalam Penentuan Awal Lebaran
Pengertian Hisab dan Pembalasan
Hisab meliputi pertanyaan Allah kepada para hambaNya, jawaban mereka kepada allah, argumentasi dan bukti-bukti yang Allah tunjukkan kepada mereka, kesaksian para saksi, dan penimbangan amal perbuatan.
Hisab ada yang sulit dan ada yang mudah, ada yang merupakan penghormatan dan ada yang merupakan penghinaan, serta ada yang merupakan anugerah dan ampunan. Itu semua ditentukan oleh Zat Yang Mahamulia.
a. Peristiwa Hisab
Allah subhanahu wa ta’ala telah memerintahkan kepada kita tentang peristiwa hisab dan pembalasan di Hari Penghisaban. “Dan terang benderanglah bumi dengan cahaya Tuhannya, diberikanlah buku (perhitungan amal perbuatan), didatangkanlah para nabi dan para saksi, diputuskanlah perkara mereka dengan adil, dan mereka tidak dizalimi.” (QS. Az-Zumar: 69)
Dengan mengetahui bahwa yang mengadili dan yang menghisab adalah Allah, Hakim Yang Mahaadil, Pemelihara langit dan bumi, cukup bagi kita untuk memahami betapa pentingnya dan hebatnya peristiwa itu.
Barangkali terang benderangnya bumi yang dinyatalan dalam ayat tersebut terjadi saat datangnya Sang Raja Yang Mahabesar untuk membuat keputusan.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tidak ada yang mereka nantikan kecuali datangnya Allah dan malaikat dalam naungan awan, dan diputuskanlah semua perkara. Dan kepada Allahlah segala persoalan dikembalikan. (QS. Al-Baqarah: 210)
Bagaimana datangnya, Allahlah yang paling tahu.Kita mengimani dan meyakini bahwa itu benar, tidak menakwilkan dan tidak mereka-reka, serta tidak mendustakannya. Ayat itu juga menyatakan kedatangan malaikat.
Ini berarti, peristiwa itu adalah peristiwa besar yang dihadiri oleh para malaikat Allah denganmembawa buku-buku catatan amal yang berisi sgala perbuatan dan perkataan makhluk sebagai bukti atas mereka. Buku itu mencakup seluruhnya, tidak ada yang terlewatkan, baik hal yang kecil maupun hal yang besar.
Allah swt. berfirman, “Dan buku catatan amal diletakkan, maka kamu akan lihat orang-orang yang berdosa ketakutan terhadap apa yang ada di dalamnya dan mereka berkata, ‘Alangkah celakanya kami! Buku apakah ini, yang tidak meninggalkan yang kecil dan yang besar, melainkan ia mencakup semuanya?’ Mereka mendapati apa yang telah mereka lakukan itu ada. Dan Tuhanmu tidaklah menzalimi seorang pun.” (QS. Al-Kahfi: 49)
Pada peristiwa pengadilan dan hisab itu, para rasul didatangkan untuk dimintai pertanggungjawaban tentang amanat yang Allah pikulkan kepada mereka, yaitu menyampaikan wahyu Allah kepada orang-orang tempat mereka diutus. Mereka pun memberi kesaksian atas hal yang mereka ketahui tentang kaum mereka.
Pada hari besar itu, para saksi berdiri dan memberikan kesaksian tentang perbuatan para makhluk. Para saksi itu antara lain para malaikat yang dahulu mencatat amal perbuatan, para nabi dan ulama, bumi, langit, malam, dan siang.
Para hamba yang akan dihisab dalam peradilan agung oleh Allah didatangkan dan dihadapkan kepada Allah dengan berbaris-baris. “Dan mereka dihadapkan ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris-baris.” (QS. Al-Kahfi: 48)
Orang-orang yang berdosa, yakni orang-orang yang mendustakan para rasul, ingkar kepada Tuhan, dan berlaku sombong di bumi, didatangkan dalam keadaan dirantai bersama-sama dan berpakaian ter.
“Dan kamu lihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu, pakaian mereka terbuat dari ter, dan muka mereka diselimuti api. Allah akan membalas setiap diri atas perbuatannya. Sesungguhnya Allah sangat cepat dalam menghisab.” (QS. Ibrahim: 49-51) [Mh/Ln]