• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Minggu, 8 Juni, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Syariah

Hukum dan Dalil Istighatsah

Juni 15, 2021
in Syariah, Unggulan
Hukum dan Dalil Istighatsah

Hukum dan Dalil Istighatsah (foto: asviral)

79
SHARES
609
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com – Hukum dan dalil Istighatsah. Assalamualaikum, Ustaz, apakah istighatsah diperbolehkan? Karena ada yang bilang, istighatsah itu syirik.

Oleh: Ustaz Farid Nu’man Hasan, S.S.

Jawaban: Wa’alaikumussalam wa Rahmatullah wa Barakatuh

Makna Istighatsah

Diambil dari kata Al Ghauts – الغوث, yang artinya pertolongan. Maka, istighatsah adalah:

طلب الغوث والنصر

Meminta pertolongan dan bantuan (Tafsir Al Qurthubi, 5/278)

Apa bedanya dengan isti’anah (thalabul ‘aun)? Secara harfiyah sama-sama meminta pertolongan, tapi ada sedikit perbedaan.

Istighatsah adalah meminta pertolongan saat susah (asy syiddah) dan sempit (adh dhiq). Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saat perang Badar.

Baca Juga: MUI Gelar Muhasabah-Istighatsah Luring dan Daring di Masjid Istiqlal Besok

Allah Ta’ala berfirman:

إِذۡ تَسۡتَغِيثُونَ رَبَّكُمۡ فَٱسۡتَجَابَ لَكُمۡ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلۡفٖ مِّنَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ مُرۡدِفِينَ

(Ingatlah), ketika kamu ber-istighatsah (memohon pertolongan) kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu, “Sungguh, Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfal, Ayat 9).

Sedangkan isti’anah, adalah meminta pertolongan secara umum baik keadaan susah, payah, atau biasa saja. Allah Ta’ala berfirman:

وَٱسۡتَعِينُواْ بِٱلصَّبۡرِ وَٱلصَّلَوٰةِۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلۡخَٰشِعِينَ

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. Al-Baqarah, Ayat 45)

Hukum dan Dalil Istighatsah

Dalil istighatsah begitu banyak, di antaranya surat Al Anfal ayat 9 di atas.

Juga doa-doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, seperti:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ: «يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ»

Anas bin Malik berkata bawah Jika Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang menghadap permasalahan besar, maka Beliau berdoa: “Ya Hayyu Ya Qayyum birahmatika astaghiits – Wahai yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan, dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan-Mu.” (HR. At Tirmidzi no. 3524, Al Hakim no. 2052. Beliau mengatakan: shahih sesuai syarat Bukhari Muslim)

Juga doa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam saat menjelang perang Badar, dengan suara keras dan mengangkat kedua tangannya

.. فَاسْتَقْبَلَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقِبْلَةَ ثُمَّ مَدَّ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ فَمَا زَالَ يَهْتِفُ بِرَبِّهِ مَادًّا يَدَيْهِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ حَتَّى سَقَطَ رِدَاؤُهُ عَنْ مَنْكِبَيْهِ…

Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menghadapkan wajahnya ke arah kiblat sambil menengadahkan tangannya, beliau berteriak: “ALLAHUMMA ANJIZ LII MAA WA’ADTANI, ALLAHUMMA AATI MAA WA’ADTANI, ALLAHUMMA IN TUHLIK HAADZIHIL ‘ISHAABAH MIN AHLIL ISLAM LA TU’BAD FIL ARDHI (Ya Allah, tepatilah janji-Mu kepadaku. Ya Allah, berilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah, niscaya tidak ada lagi orang yang akan menyembah-Mua di muka bumi ini).’ Demikianlah, beliau senantiasa berdoa dengan suara keras kepada Rabbnya dengan mengangkat tangannya sambil menghadap ke kiblat. (HR. Muslim no. 3309).

Dalam hadits ini menunjukkan tidak masalah istighatsah dengan mengeraskan suara dan mengangkat kedua tangan.

Imam an Nawawi Rahimahullah mengatakan:

وَفِيهِ اسْتِحْبَابُ اسْتِقْبَالِ الْقِبْلَةِ في الدعاء ورفع اليدين فيه وأنة لابأس بِرَفْعِ الصَّوْتِ فِي الدُّعَاءِ

Dalam kisah ini menunjukkan hal yang disunnahkan menghadap kiblat dan mengangkat tangan saat berdoa, dan tidak apa-apa meninggikan suara dalam berdoa. (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 12/84)

Al Qadhi ‘Iyadh Rahimahullah mengatakan:

وقوله: ” فما زال يهتف بربه “: أى يصيح بالدعاء والاستغاثة به

Perkataan: “beliau senantiasa berdoa dengan suara keras kepada Rabbnya” artinya dia memekikkan suara saat berdoa dan meminta pertolongan. (Ikmal al Mu’ lim, 6/94)

Boleh sendiri dan bersama-sama

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa istighatsah bisa dilakukan sendiri-sendiri, dan juga bersama-sama.

Syaikh Ibnu ‘Asyur Rahimahullah menjelaskan surat Al Anfal ayat 9:

استغاثة النبي صلى الله عليه وسلم والمسلمينَ ربّهم على عدوهم ، حين لقائهم مع عدوهم يومَ بدر ، فكانت استجابة الله لهم بإمدادهم بالملائكة

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kaum muslimin ber-istighatsah kepada Rabb mereka untuk melawan musuh-musuhnya, pada saat berjumpa dengan mereka pada perang Badar maka Allah Ta’ala mengabulkan doa mereka dengan diturunkannya para malaikat yang berturut-turut. (At Tahrir wat Tanwir, 6/164)

Berjamaah dalam ketaatan itu pada dasarnya dianjurkan, apalagi jika membuahkan banyak manfaat, seperti: keterpautan hati, kuatnya ikatan, menggunakan waktu untuk sesuatu yang bermanfaat, memberi pengajaran kepada orang awam yang belum belajar dengan baik, dan mempublikasikan syi’ar agama Allah Ta’ala. Selama di dalamnya tidak tercampur oleh hal-hal yang mungkar atau melalaikan yang lebih wajib.

Demikian. Istightsah adalah meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala dalam doa. INI SUNNAH, bukan syirik. Istighatsah yang Syirik itu jika berdoa minta pertolongan kepada orang yang sudah wafat, atau kepada arwah nenek moyang.

Wallahu a’lam.[ind]

 

Tags: hukum dan dalil istighatsah
Previous Post

Curug Cimahi Rainbow, Referensi Wisata Akhir Pekan

Next Post

Doa dan Ramah

Next Post
doa dan

Doa dan Ramah

Pebulutangkis Markis Kido Meninggal Dunia

Pebulutangkis Markis Kido Meninggal Dunia

Pentingnya Makanan Padat pada Bayi

Pentingnya Makanan Padat pada Bayi

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga