Pertengkaran berikutnya adalah yang terjadi antara para pengikut dengan pemimpin penganut pemikiran dan teori sesat, serta prinsip-prinsip yang bertentangan dengan Islam.
“…(Kepada malaikat diperintahkan) ‘Kumpulkanlah orang-orang zalim, pasangan-pasangan mereka, dan apa yang mereka sembah selain Allah, lalu tunjukkan kepada mereka jalan ke neraka! Dan suruh mereka berdiri!’
“Mereka akan ditanya, ‘Mengapa kalian tidak saling menolong?’ Mereka pada hari itu menyerah. Mereka saling berhadapan dan saling menyalahkan. Mereka (para pengikut) bertanya, ‘Kalian dulu datang memperdaya kami.’
“Mereka (para pemimpin) menjawab, ‘Kalian saja yang tidak beriman. Kami tidak berkuasa atas kalian, tetapi kalianlah yang keluar batas. Sudah sepantasnya keputusan Allah menimpa kita. Kita benar-benar merasakan (azab itu). Kami telah menyesatkan kalian. Kita sesungguhnya orang-orang yang sesat.’
“Pada hari itu mereka bersama-sama dalam siksaan. Begitulah Kami berlakukan orang-orang berdosa. Sesungguhnya apabila dahulu dikatakan kepada mereka, ‘Tiada Tuhan selain Allah,’ mereka takabur.” (QS. Ash-Shaffat: 19-35)
Yang disebutkan dalam ayat-ayat ini adalah saling mengancamnya para penduduk neraka di tempat terbuka di hari kiamat. Para pengikut mengatakan kepada para pemimpin kesesatan, “Kalianlah yang dahulu menghiasi kebatilan di hadapan kami dan membujuk kami untuk menentang kebenaran.”
Namun, para pemimpin itu membantah, “Kalian menanggung hasil perbuatan kalian sendiri. Kalian telah memilih kekafiran, padahal kami tidak memaksa kalian. Kezaliman dan kesombongan kalianlah yang menyebabkan kalian sampai begini.”
Pertengkaran berikutnya adalah antara orang-orang lemah dengan para penguasa, raja, pemimpin, yang dahulu berkuasa atas mereka serta mereka dukung danbantu denganjiwa danharta walaupun pemimpin itu salah.
Allah swt. berfirman, “Dan mereka semua muncul menghadap Allah. Orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang sombong (yang mereka ikuti), ‘Kami dahulu adalah pengikutmu. Dapatkah kamu meringankan kami dari siksaaan Allah barang sedikit saja?”
“Orang-orang sombong itu menjawab, ‘Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, tentu kami tunjuki kalian. Bagi kita sama saja, baik kita gelisah atau sabar, kita tetap tidak dapat melepaskan diri.” (QS. Ibrahim: 21)
Para pengikut dan orang-orang lemah menuduh para pemimpin dan tokoh mereka dengan mengatakan, “Kalianlah yang telah menghalangi kami dari keimanan. Kalau bukan kalian, tentu kami menjadi orang-orang yang mengikuti apa yang diturunkan dari Tuhan kami kepada kami.”
Namun, orang-orang sombong itu menolak tuduhan mereka dan menjawab, “Kalianlah yang berbuat dosa. Yang kami lakukan tidak lebih dari mengajak kalian, lalu kalian menerima, padahal kami tidak memaksa kalian.’
Orang-orang lemah yang sesat itu lalu berkata, “Tipu daya kalian terhadap kami di waktu malam dan siang itulah yang telah menyesatkan dan menyimpangkan kami dari jalan kebenaran. Pertemuan-pertemuan, konferensi, dan media-media publikasi di berbagai zaman yang menggambarkan yang benar itu salah dan yang salah itu benar, serta argumen yang tampak bagus dan pernyataan sesat yang disampaikan oleh para pemuka, semua itu telah menyesatkan dan membuat kami kafir kepada Allah dan menyekutukanNya.”
Yang benar, mereka semua bersalah, dan kesesatan serta kekafiran mereka tidak dapat dibenarkan. (mh )